Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Pernah enggak sih kamu merasa sulit melepaskan sesuatu? Apa dan kenapa? Pernah terpikir tidak kalau dengan melepaskan artinya kita juga mencintai diri sendiri?
Sawadikha! Kali ini saya mau refreshing dengan review film Thailand. Tapi sebenarnya ini juga proses penyembuhan sih. Jadi mau santai tapi sebenarnya agak sulit. Baiklah langsung saja kita bahas Happy Old Year, Mencintai Diri Dengan Merelakan.
Ketika pulang dari Swedia, Jean ingin mengubah rumahnya menjadi kantor dengan gaya minimalis. Masalahnya, rumahnya begitu berantakan dengan barang-barang yang entah bagaimana bisa menumpuk.
Ternyata, bersih-bersih itu bukan hal yang mudah. Jean tidak bisa melempar semuanya ke kantong sampah apalagi saat menemukan barang milik mantan pacarnya, Aim. Lalu, harus diapakan barang-barang itu? Bagaimana dia akan membersihkan semua barang dari rumah bahkan hatinya juga?
Native Title: ฮาวทูทิ้ง..ทิ้งอย่างไรไม่ให้เหลือเธอAlso Known As: ฮาวทูทิ้ง, แฮปปี้โอลด์เยียร์, How To Ting, How To Move OnScreenwriter & Director: Ter Nawapol ThamrongrattanaritGenres: Romance, DramaTags: Female Centered Plot, Family Relationship, Slice Of Life, Personal Growth, Character DevelopmentCountry: ThailandType: MovieRelease Date: Dec 26, 2019/Feb 13, 2020Duration: 1 hr. 55 minCast:Aokbab Chutimon Chuengcharoensukying - JeanSunny Suwanmethanont - AimMee Thirawat Ngosawang - Jay [Jean's older brother]Praew Patcha Kitchaicharoen - PinkUm Apasiri Nitibhon - [Jean and Jay's mother]Fah Sarika Sathsilpsupa - Mee
Review Thailand Movie How To Ting, How To Move On
Saya menemukan film Happy Old Year ini beberapa waktu yang lalu. Gaya minimalis, posternya cukup menarik dan karena sebelumnya saya sudah melihat akting Aokbab Chutimon Chuengcharoensukying di Bad Genius dan terakhir kali lihat Sunny Suwanmethanont di My Ambulance, serta Um Apasiri Nitibhon di Love at First Hate, jadi saya memutuskan untuk menontonnya.
How To Ting, How To Move On ini berkisah tentang Jean yang suka dan ingin hidup dengan gaya minimalis setelah dia pulang dari Swedia. Minimalis itu hidup lebih sederhana, tapi proses melepaskannya yang tidak pernah sederhana. Masalahnya, rumahnya begitu berantakan dan banyak barang. Jadi, Pink teman Jean yang akan membantu merenovasi memintanya untuk membersihkan barang-barang tersebut.
Dulu rumah Jean adalah bengkel instrumen dan Ayahnya mengelola sekolah musik. Kenapa Jean milih menjadikan rumahnya sebagai kantor, pertama karena enggak perlu mengeluarkan uang sewa. Kedua, areanya bagus termasuk soal tempat parkir yang luas.
Bisa dianggap Happy Old Year adalah kisah cinta bagi mereka yang ingin move on tapi merasa sulit untuk melepaskan. Film ini adalah proses bagaimana Jean melepaskan banyak hal, termasuk perasaannya.
Jika kau menahan sesuatu dan tidak memicu kegembiraan, maka katakan terima kasih
6 Langkah Bagaimana Cara Menyingkirkan Sesuatu dari film Happy Old Year
- Tetapkan Tujuanmu dan Temukan Inspirasi
Kita harus menerapkan tujuan yang jelas. Di sini niat Jane adalah untuk membuat kantor. Inspirasi untuk desain minimalis ia temukan di berbagai macam majalah. Tapi perlu diingat bahwa memulai sesuatu juga tidak mudah seperti Ibu Jean yang tidak suka dengan ide Putrinya. Pertentangan ini harus diselesaikan terlebih dahulu.
Menjadi emosional kadang membawa masalah. Ketika sudah memilih untuk membuang barang-barang ke tempat sampah, ya sudah buang saja. Tapi lagi-lagi, ada hal yang belum bisa dilepaskan yaitu piano Ayahnya. Ada banyak sekali kenangan yang sulit dilepaskan.
Duh ini saya banget, hahaha. Dalam proses ini akhirnya Jay, Kakak Jean menemukan kamera Aim yang telah Jean sembunyikan. Pink juga menemukan CD pemberiannya yang dibuang Jean dan akhirnya marah. Menurut Pink, jika Jean tidak menginginkan itu lagi, lebih baik dikembalikan. Meski pemberinya sedih, mereka tidak akan marah.
Beberapa hal tidak akan hilang hanya karena kau berpura-pura melupakan semua itu
Jadi kejam, bisakah? Ketika Jean selesai membuang barang-barang dan diberikan pada Pengumpul Rongsokan, ternyata dia merasa bersalah bahkan mengejar dan membawanya kembali. Dia berpikir bahwa terlalu banyak barang yang dibuang. Dan saat menemukan syal rajutan yang dibuat untuk Jay dibuang, ternyata itu cukup menyakitkan.
Akhirnya Jean mengirim kembali barang-barang itu kepada yang punya. Sebagian mereka berterima kasih, tapi ada juga yang marah. Dari sini, dia juga bertemu kolektor barang antik yang mau membeli barang miliknya. Jean juga mengembalikan kamera Aim lewat ekspedisi meski sebenarnya alamat mereka dekat. Sayangnya penerima menolaknya.
Membuang seseorang tidak seperti membuang barang
Jean akhirnya memberanikan diri untuk datang langsung ke rumah Aim. Mereka pun bertemu dan Jean meminta maaf karena merasa bersalah dan tidak mengucapkan selamat tinggal dengan semestinya. Di sini, ternyata Aim sudah tidak sendiri. Ada Mee, pacar barunya.
Setelahnya, Jean merasa lebih lega meski ada perasaan terpukul juga. Ternyata ada banyak hal yang Jean suka dari sosok Aim. Dan karena masalahnya sudah selesai, Jean pikir dia sudah bisa melanjutkan beres-beres lagi. Tapi tidak semudah itu karena ada temannya yang menanyakan di foto masa lalunya yang memperlihatkan dia dan calon istrinya.
Kalau sudah membuang barang, bukan berarti kita bisa membeli barang baru. Ini salah ya. Seperti sebuah pembalasan di mana membuang barang dan menyimpan yang penting, Aim pun mengembalikan barang-barang milik Jean yang ada di rumahnya. Tanpa sadar, saat ada di tempat makan, mereka berbagi kenangan lama padahal di situ ada Mee juga.
Awalnya Jean tak ingin melihat barang-barang dari rumah Aim, tapi ternyata dia penasaran. Setelah dibuka, dia menemukan kartu ucapan yang ditulis Ibu Aim dan membuat Jean ingin menemuinya. Sayangnya, Ibu Aim sudah meninggal setahun lalu.
Ketika berada di makam, Jean bertanya kenapa Aim tidak mengabarinya. Aim berpikir dia harus move on meski saat itu sangat sedih. Dia tetap harus melanjutkan hidup, apa pun yang terjadi.
Di saat yang sama, Korn temannya terus menanyakan kabar apakah fotonya sudah ditemukan atau belum. Jean sudah memeriksa tiap CD yang dia miliki. Lalu tersadar, mungkin itu ada di kamera Aim. Ketika dicek, akhirnya Jean menemukan foto tersebut. Tapi tidak hanya itu, ada banyak foto tentang dirinya dan Aim di masa lalu.
Ketika Korn dan calon istrinya menerima foto tersebut, mereka menangis dan saya juga. Siapa sangka foto seperti itu bisa jadi barang yang sangat berharga di masa depan. Foto ternyata bisa jadi semacam lorong waktu dan saya juga merasakan itu.
Sangat mudah untuk membuang barang sehari-hari. Tapi tidak untuk barang-barang pribadi
Langkah terakhir adalah lihat ke depan, jangan tengok ke belakang. Masalah penutup adalah soal piano di mana Ibunya masih belum bisa merelakan itu. Jean berpikir sangat tidak mungkin tetap menyimpannya karena memakan banyak tempat. Lalu dia menghubungi Ayahnya untuk menanyakan apakah dia masih menginginkan piano itu atau tidak. Ternyata Ayahnya tidak peduli. Jadi Jean merasa sangat sedih. Mereka telah dibuang. Perdebatan Jean dengan Ibunya juga membawa luka tersendiri.
Bagaimana cara melepas .. Cara melepaskan tanpa meninggalkannya
Nonton film How To Ting, How To Move On ini sebenarnya mengingatkan saya akan drama Your House Helper. Di sana ceritanya juga tentang bersih-bersih sebagai terapi jiwa, semacam Soul Mechanic. Jujur, sampai saat ini saya masih belum bisa menyelesaikan perihal membuang barang ini. Ada banyak alasan termasuk soal kenangan, lalu perasaan yang tak terselesaikan yang tidak bisa dengan mudah dibuang hanya dengan melemparnya ke kantong sampah.
Jika kalian sudah membaca bahkan berhasil melakukan apa yang ada di buku The Life Changing Magic of Tidying Up: Seni Beres-Beres dan Metode Merapikan ala Jepang karya Marie Kondo atau yang dikenal sebagai Konmari Method. Maka saya ucapkan selamat. Tapi jika ada yang belum seperti saya, maka tak apa. Kita memang butuh waktu untuk melepaskan.
Menjalani Decluttering atau menyingkirkan barang-barang yang tidak dibutuhkan dan hanya menyimpan barang-barang yang memang dibutuhkan memang butuh proses yang sangat panjang. Tapi saya percaya kok bahwa melepaskan itu termasuk Self Love karena jadi salah satu cara menyembuhkan “luka lama”.
Setiap kita pada dasarnya egois, memilih apa yang terbaik untuk dirinya sendiri dan melihat apa yang hanya ingin dilihat. Jadi mari lanjutkan hidup ini dengan berdamai dan menyayangi diri sendiri terlebih dahulu. Jangan juga menjudge orang yang belum move on karena mereka butuh waktu untuk menyembuhkan diri seperti kisah di film Crazy Romance.
Jika kita tidak mencoba untuk melupakan, kita tidak akan pernah melakukannya
Mungkin ada yang merasa bahwa review saya kali ini bahasanya cukup serius. Ya mau bagaimana? Habis nonton film Happy Old Year ini jadi semacam refleksi diri. Jadi saya harus membuat tenggang waktu untuk bersih-bersih dan melanjutkan hidup. Paling tidak, 3 bulan dari ini lah. Jadi saya minta doanya, hehehe.
Yang harus kalian tahu, film ini bukan romance yang uwu-uwu ya. Tapi saya suka bagaimana semua kisah di dalamnya. Screenwriter dan Directornya sendiri adalah Ter Nawapol Thamrongrattanarit yang juga menggarap film Heart Attack. Tapi saya lebih suka film ini. Keren banget lah. Dari barang dan pakaiannya juga menggambarkan tentang minimalis. Kita juga akan merasakan emosional tersendiri, betapa sebenarnya melepaskan itu tidak mudah.
Jadi, kalian sudah siap bersih-bersih dan melepaskan hal-hal yang tidak membahagiakan? Atau ada yang sudah berhasil? Share pendapat kalian ya! Jangan lupa buat nonton film Happy Old Year juga. Sampai jumpa. Happy blogging!
Sumber info dan gambar:
Mydramalist
FP gdh559
FP happyoldyearmovie
Nguakak wkwkwkwk. Jangan pakai perasaan, jangan kenang masa lalu dll. Mau nonton ini ah, biar termotivasi wkwkwk.
BalasHapusSungguh asing bagi saya krn sama sekali blm pernah nonton film Thailand seperti ini. Hehe. Tp dr tulisan kk, filmnya cukup bagus ya. Baru saja 2 minggu lalu saya beres2 rumah dan membuang bnyk barang2 yang nggak dibutuhkan lagi. Padahal, dulu sayang2 ngebuangnya. Hehe.
BalasHapusMbaee, kamu itu kayaknya pecinta semua jenis film ya, ya Korea, Jepang, India, sekarang Thailand, haha. Aku jarang sih nonton fil Thailand. Pernah sekali, mayan bagus tuh, lupa tapi judulnya apa, hihi
BalasHapusSepertinya saya termasuk orang yang butuh waktu untuk membuang kenangan. Makanya, sampe sekarang pun kamar masih penuh bahkan tambah penuh. Ah tak apa, perlahan kita singkirkan barang yang sudah tak terpakai ya.
BalasHapusBebersih memang PR banget, deh. Saya juga sampai sekarang masih belum selesai. Apalagi kalau bendanya punya banyak kenangan. Kayaknya bagus juga filmnya. Ya kali aja abis ini saya jadi mendadak rajin bebersih hehehe
BalasHapusKalau film Thailand gini nontonnya dimana sih? Netflix ada? Atau streaming?
BalasHapusNetflix, VIU juga ada
HapusKeren pasti filmnya mbak, apalagi Jean pulang dari Swedia yang terkenal dengan lagoom yaitu hidup sederhana dan minimalis. Lagi belajar untuk hal ini semoga bisa dan pengen juga nih nonton filmnya.
BalasHapussambil nonton sambil refleksi dirii ya mba...aku juga suka membatin kalau ada film yang sarat pesan seperti ini
BalasHapusUdah lama banget ga nonton film-film thailand, zaman dulu pernah ngefans banget sama drama thailand terutama yg dibintangi sama mario maurer. Makasi Mba rekomennya
BalasHapusAku sih tipe tegaan kalau beres-beres. Dapetnya suami yang sembarang kalir disimpen. Hadeehh... Wong ya barangnya ga penting2 amat kok ya disimpen gitu kan pikirku. Ini PR banget untuk decluttering di rumahku. :))
BalasHapusAku dari dulu jaraaang banget membuang barang yang uda gak kepake, sampe numpuk gak karuan.
BalasHapusKalau di telp mama mertua dan lihat rumah, suka bilang "Len....barangmu banyaak banget."
It means rungseeepp rumahnya.
huhuu..
Aku susah moveon orangnya, Jiaaa...
Membaca reviewnya saya pikir ide ceritanya lumayan sederhana. Mau buang beres-beres rumah kebanyakan mikir. Itu aja sih haha
BalasHapusTapi bener lho, beresin barang kenangan susahnya minta ampun. Dibuang sayang, dibiarkan numpuk. Padahal kalau sudah rusak dimakan rayap ujungmya masuk sampah juga, hehe
Aktornya ini bikin kesengsem lama lama kalau dipandangin
BalasHapusMirip sama suaminya Widi AB Three
Mau cari tonton ah. Tinggal cek ada di aplikasi mana
ini ibuku perlu di- "kejam" i. Karena suka menimbun barang. persis dengan kakak sulungku. Semua disimpan, dengan alasan, INI SEJARAH.
BalasHapusHaduh mau punya rumah segede gaban dan rumah berderet-deret juga tetep aja penuuh rumahnya.
Aku sempat tertarik poster film ini, aku kira drakor. Eh bukan.
Trus aku close.
Bukan fanatik drakor sih, cuman buat hiburan itu aku suka dengerin suara orang berbahasa Korea, ga tau kenapa :D