무궁화 꼬찌 피엇 소리다Mugunghwa Kkoci Pieot Seumnida(Bunga Mugunghwa telah bermekaran)Jika ada yang mengajakmu bermain permainan anak-anak, mau atau tidak?
Annyeong hasimnikka! Sebagai generasi Milenial, ngomongin permainan tradisional anak-anak itu menyenangkan apalagi di tahun 90-an. Tahun itu dari permainan, lagu, bahkan kartun semua betualan anak-anak banget. Gen Z sama Post Gen Z pasti enggak paham keseruannya. Makanya saat ada drama yang 'mengenang' masa kanak-kanak seperti Squid Game, tak butuh waktu lama untuk saya memutuskan menontonnya.
Sebanyak 456 orang diajak ke sebuah pulau terpencil untuk memainkan permainan anak-anak dengan hadiah uang 45,6 Miliar Won. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang kesulitan ekonomi, entah karena terlilit utang dan lainnya.
Mungkin terlihat mudah, tapi sebenarnya tidak juga. Mereka yang gagal serta melanggar aturan permainan akan tereliminasi dan mati. Masihkah kamu mau mencoba peruntungan dan berpartisipasi di dalamnya?
Drama: Squid GameRevised romanization: Ojingeo GameHangul: 오징어 게임Also Known As: The Squid Game, Cuttlefish Game, Squid Games, Round Six, Ojingeo Geim, Round 6Screenwriter & Director: Hwang Dong HyukGenres: Action, Thriller, Mystery, DramaNetwork: NetflixEpisodes: 9Release Date: September 17, 2021Duration: 60 min.Language: KoreanCountry: South KoreaContent Rating: 19+ RestrictedCast:Lee Jung-Jae - Seong Gi-HunPark Hae-Soo - Cho Sang-WooJung Ho-Yeon - Kang Sae-ByeokWi Ha-Joon - Hwang Jun-HoOh Young-Soo - Oh Il-NamGong Yoo - Suit ManLee Byung-Hun - Front ManHeo Sung-Tae - Jang Deok-SooKim Joo-Ryung - Han Mi-NyeoTripathi Anupam - Ali AbdulYu Seong-Ju - Byeong-KiLee Yoo-Mi - Ji-Yeong
Review Drama Korea Squid Game
Sejak dirilis pada 17 September 2021 yang lalu, Drama Korea Squid Game memang langsung menyedot perhatian dan jadi pembicaraan banyak orang. Ini adalah Korean Drama pertama yang masuk sebagai acara teratas Netflix AS. Saya yang mulai kembali ngedrama sedikit penasaran apalagi temanya adalah permainan tradisional anak-anak. Bagaimana ceritanya permainan yang harusnya jadi ajang seru-seruan kok berakhir tragis?
Berawal dari Seong Gi-Hun yang hidupnya sengsara sejak dipecat dari pekerjaannya. Bahkan untuk membelikan makanan dan hadiah yang bagus untuk putrinya yang ulang tahun pun, dia tak mampu. Di tengah rasa putus asa, seorang datang menawarkan Gi-Hun untuk berpartisipasi dalam permainan rahasia. Semula dia tidak tertarik sampai Ibunya meminta agar Gi-Hun bisa mengambil hak asuh dengan nafkah yang layak sebelum anaknya pindah ke Amerika.
Siapa sangka, dalam area permainan itu Gi-Hun bertemu dengan teman masa kecilnya, Cho Sang-Woo. Sang-Woo lulus dari universitas bergengsi dan jadi kebanggaan di kampung mereka. Sayangnya saat ini dia menghadapi krisis, karena penyelewengan dana perusahaan.
Di tempat misterius ini, ternyata mereka tidak sendiri. Gi-Hun jadi peserta ke-456 sekaligus terakhir dalam permainan. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang kesulitan dalam keuangan. Rencananya, mereka akan melakukan 6 permainan dalam 6 hari dengan hadiah 45,6 Miliar Won. Permainan anak-anak apa saja itu? Siapa yang akan bertahan dan jadi pemenang jika risikonya adalah kematian?
Squid Game
Squid Game Drama Original Netflix ini mengadaptasi permainan tradisional anak-anak Korea Selatan tahun 1970 dan 1980-an. Ada 6 permainan dengan aturan yang sebenarnya cukup sederhana. Mematuhinya bisa keluar dengan hadiah uang tunai. Melanggar peraturan berarti tereliminasi dan mati.
Semua yang berpartisipasi secara suka rela mengikuti permainan dan menandatangani surat pernyataan dengan pasal:
- Pemain tidak diperbolehkan berhenti bermain
- Pemain yang menolak bermain akan dieliminasi
- Permainan dapat dihentikan jika mayoritas setuju
6 Permainan Tradisional Yang Ada di Squid Game
Ini adalah permainan pertama yang mereka mainkan. Mungkin seperti Petak Umpet, tapi saya lebih berpikir soal Polisi-polisian. Aturannya adalah, jika lampu hijau peserta boleh bergerak. Jika lampu merah saat penjaga menengok dan ada yang tertangkap gerak, maka tereliminasi. Mereka harus lolos dalam waktu 5 menit.
Karena baru di awal, hampir semua peserta panik apalagi tembakan demi tembakan mewarnai permainan ini yang berarti eliminasi. Dari 456 peserta, ada 201 yang lolos. Mereka syok berat melihat darah dan kematian yang begitu dekat.
Dalam pasal ke-3, mereka berhak mengambil suara untuk bermain atau tidak. Akhirnya mereka memilih lampu merah untuk berhenti dan lampu hijau untuk melanjutkan. Hasilnya mereka pulang. Apakah permainan benar-benar berhenti sampai di sini?
Pada kenyataannya, kehidupan di luar Squid Game lebih menyiksa. Dari sini, kita diperlihatkan berbagai latar belakang peserta, seperti:
- Seong Gi-Hun. Dia ingin bermain agar mendapatkan uang sehingga bisa mengambil hak asuh anaknya. Ketika kembali, Ibunya malah sakit diabetes dan sudah parah. Berobat pun tak mampu karena uang yang dihabiskan akan terlalu banyak apalagi asuransi Ibunya sudah ia tutup
- Cho Sang-Woo. Meski lulus dari universitas bergengsi, nasibnya juga malang. Polisi terus mencarinya karena kasus penggelapan uang. Dia terjerat utang karena gagal dalam berinvestasi. Toko dan rumah Ibunya pun ikut tergadai
- Kang Sae-Byeok. Pencopet yang merupakan pelarian dari Korea Utara. Adiknya berada di panti asuhan sementara Ayahnya mati tertembak dan Ibunya tertangkap dalam pelarian sehingga dipulangkan ke Korut. Jadi Sae-Byeok berusaha mencari Ibunya untuk dibawa ke Korsel
- Ali Abdul. Dia berasal dari Pakistan dan mengadu nasib di Korea. Sayang Bosnya tak mau membayar gaji para pekerja. Bahkan Ali juga mengalami kecelakaan dalam pekerjaan, tapi tak ada kompensasi
- Jang Deok-Soo. Preman yang sedang dikejar-kejar gangster karena mengambil uang bosnya
Karena masalah-masalah inilah, mereka menerima tawaran untuk bermain kembali. Harapannya tentu saja hadiah uang yang siapa tahu bisa mengubah kehidupan mereka. Seorang polisi menaruh curiga atas laporan Seong Gi-Hun apalagi dia juga sedang mencari keberadaan Kakak laki-lakinya. Dia pun mulai melakukan penyelidikan seorang diri ketika orang-orang misterius membawa Gi-Hun. Apa sih rahasia dari permainan ini? Berhasil terbongkar kah?
"Kita memercayai orang bukan karena dapat dipercaya, tapi karena tak ada tempat untuk bersandar"
Sebelum kembali ke permainan, saya akan bercerita tentang Hwang Jun-Ho, polisi muda yang berhasil menyelinap ke area permainan Squid Game. Dia menyamar menjadi staf dengan beberapa aturan:
- Selalu memakai topeng saat di luar ruangan
- Dilarang bicara tanpa izin
- Dilarang meninggalkan ruangan tanpa izin
Setiap staf Squid Game juga punya pangkat dan tugas yang berbeda. Simbol lingkaran mewakili para pekerja. Segitiga adalah simbol untuk tentara. Terakhir, segi empat untuk manajer. Seperti halnya peserta yang tereliminasi, para staf juga manusia biasa. Ketika identitas mereka diketahui peserta, maka mereka akan mati.
Dari 201 peserta yang pulang, ada 187 orang yang kembali untuk melakukan permainan. Ketika sampai, mereka lebih ada persiapan bukan panik seperti saat pertama kali bermain. Kesempatan menang dalam permainan rahasia di pulau terpencil pun semakin besar.
Ini adalah permainan kedua. Sebenarnya dulu saya tidak bermain gulali, tapi belajar membuatnya. Di sini, peserta diminta untuk memilih salah satu simbol yaitu lingkaran, segitiga, bintang dan payung. Simbol yang mereka pilih, itulah yang dipotong menggunakan jarum dengan waktu 10 menit.
- Tug of War, Tarik Tambang
Dalam permainan ketiga ini, peserta diminta untuk menjadi tim dengan anggota 10 orang. Yang bikin ngeri, mereka bermain di atas jembatan. Jika kalah, mereka akan jatuh dan mati. Tarik Tambang ternyata bukan hanya mengandalkan kekuatan, tapi juga strategi dan kerja sama yang baik. Kita tetap bisa menang meski lebih lemah dari lawan. Hal yang bisa saya catat itu:
- Orang paling depan harus terlihat kuat. Orang paling belakang harus yang punya kekuatan
- Tim tengah posisinya selang seling kanan dan kiri
- Kaki sejajar hadap depan dan tali di bawah ketiak
- 10 detik pertama harus bertahan dan coba tarik
- Jika tidak bisa, maka maju 3 langkah untuk menjatuhkan lawan, baru kemudian tarik dengan kuat
Semoga trik tarik tambang ini bisa membantu kita dalam lomba-lomba di kemudian hari, termasuk di acara 17-an, hehehe.
Permainan keempat. Di awal, peserta diminta untuk mencari pasangan dan jadi satu tim. Saya pikir akan diadu seperti saat tarik tambang. Eh ternyata malah main kelereng dengan pasangannya sendiri. Masing-masing diberi 10 buah. Aturan permainan bebas tanpa kekerasan. Tak peduli bagaimana, asal di waktu 30 menit harus satu orang yang punya 20 kelereng.
Sebelum mulai permainan kelima, masing-masing peserta diminta untuk memilih manekin dengan berbagai nomor. Ternyata menyeberangi pijakan kaca. Kalau di Indonesia mirip dengan permainan tradisional engklek.
Kacanya sendiri terdiri dari 2 jenis. 1 kaca keras di mana 2 orang bisa berpijak. Satu lagi kaca biasa yang bisa pecah meski hanya 1 orang yang menginjak. Yang bisa selamat sampai di seberang dalam waktu 16 menit, mereka yang menang. Karena menyeberang sesuai nomor urut, bisa dibilang nomor terakhir jadi yang paling diuntungkan.
Permainan terakhir, Orang-orang menyebutnya Permainan Cumi-cumi karena arenanya seperti cumi-cumi. Dalam permainan ini dibagi menjadi dua regu yaitu Penjaga dan Penyerang. Jika di Indonesia ya kaya Gobak sodor gitu deh. Penyerang melompat 1 kaki di luar garis, sementara Penjaga bergerak 2 kaki di dalam garis. Aturan permainan terakhir ini antara lain:
- Penyerang harus masuk ke dalam gambar cumi-cumi, berlari melewati pertahanan dan menginjak kepala cumi-cumi untuk menang
- Penjaga harus mendorong penyerang keluar dari gambar untuk menang
- Jika terjadi sesuatu dan salah satu tidak bisa bermain, orang bertahan yang menang. Kekerasan diperbolehkan
Itu dia 6 Permainan Tradisional Anak-anak Yang Ada di Squid Game. Enggak ada seram-seramnya kan? Jadi masih mau berpartisipasi?
Ojingeo Game
Nonton Squid Game Sub Indo, saya berhenti di episode kedua. Tak ada masalah, hanya saat itu nontonnya di malam hari. Eh saya malah mimpi dong soal permainan ini. Setelah selesai 9 episode, yang saya rasakan memang nostalgia permainan tradisional anak-anak. Sekarang mah pada main game online. Jadi kurang tahu keseruannya seperti apa. Kabarnya, naskah drama ini ditulis tahun 2008 dan sudah selesai di tahun 2009. Eh baru bisa dieksekusi 10 tahun kemudian karena memang ceritanya terbilang berat dan brutal.
Squid Game jadi drama tema survival game pertama yang selesai saya tonton. Saya tahu beberapa judul dengan tema serupa seperti The Hunger Games dan Alice in Borderland yang bergenre distopia science fiction. Sayangnya saya baru intip-intip saja. Memilih Ojingeo Game karena lebih humanis meski sadis.
Menurut saya, Genre fiksi ilmiah itu berat dan kadang otak saya tidak sampai. Sementara Squid Game adalah orang betulan dan anggap saja zaman sekarang. Baik peserta, staf bahkan Front Man yang memantau permainan pun hanya orang biasa. Katakanlah kalau tertembak ya pasti berdarah atau mati.
Squid Game bisa dibilang adalah analogi dari dunia yang penuh kompetisi dan realitas yang memilukan. Makanya diajak main permainan anak-anak yang polos, bahagia karena jadi dewasa itu tidak mudah. Apalagi kesenjangan sosial begitu terasa antara si miskin dan si kaya.
Kalau mau jujur-jujuran, ditawari uang 45,6 Miliar Won atau setara Rp 555 miliar tuh pasti tergiur. Kemarin ngomongin 3 Juta Baht di The Con-Heartist saja sudah waw banget. Ini lebih banyak lagi. Cuma kalau konsekuensinya adalah kehidupan, saya pas deh. Berjudi dengan nyawa itu bukan kemampuan saya.
Setiap orang juga pada dasarnya suka berkompetisi apalagi jika berkumpul untuk memperebutkan sesuatu. Saya pun begitu. Lihat saja contohnya saat pembagian bansos atau daging kurban. Squid Game simpelnya kaya gitu. Sikut-sikutan adalah hal yang biasa.
Di drama ini memang ada 6 permainan yang dilombakan dan dipertandingkan. Namun karena jiwa kompetisi itu, eliminasi lewat Hukum Rimba terjadi. Siapa yang terkuat adalah pemenangnya. Makanya mereka mencari tim terkuat untuk bergabung. Belum lagi yang tertekan keadaan sampai bunuh diri.
Penyelenggara pun terkesan membiarkan hal ini terjadi sampai banyak perkelahian antar pemain. Namun jika sudah masuk permainan sebenarnya, Peserta bertarung secara adil tanpa diskriminasi. Makanya saat ada oknum yang ketahuan berlaku curang sampai jual organ untuk memperkaya diri sendiri, mereka otomatis tereliminasi. Itu juga berlaku untuk staf.
Dari 6 permainan tradisional, entah mengapa saya paling suka saat bermain kelereng. Lagi-lagi soal nostalgia karena dulu saya sering main itu dan punya banyak gundu. Set yang digunakan untuk bermain juga semacam memberikan kenangan pada perumahan tradisional Korea dan gang-gang zaman dulu. Suasananya seperti antara perbatasan dunia nyata dan khayalan.
Di permainan ini, saya pun menangis. Drama genre thriller kok nangis? Aneh banget. Ya gimana wong patah hati. Ada kisah Gi-Hun dan Il-Nam. Lalu pasangan suami istri yang harus tereliminasi salah satu. Ngebayangin Ali yang kena tipu orang yang paling dipercaya dan juga persahabatan singkat antara Sae-Byeok dan Ji-Yeong. Saya tak tahu lagi harus berkata apa. Mereka Gganbu, Teman main tanpa perhitungan yang sesungguhnya.
Sekali lagi, dari awal yang membuat saya tertarik nonton drama Round Six memang tema permainannya apalagi set yang diperlihatkan betulan seperti tempat bermain. Kebanyakan memang sengaja dibangun dengan efek CGI yang tak seberapa. Selain peserta yang bermain, ada satu karakter yang cukup jadi perhatian saya yaitu polisi Hwang Jun-Ho.
Memang Hwang Jun-Ho tidak secara langsung berhubungan dengan semua permainan di Ojingeo Game, tapi dia menunjukkan sisi lain yang lebih gelap. Misalnya soal staf dan peserta yang menjual organ. Lalu ada jalan rahasia dan tentu saja VIP, orang-orang yang mencari kesenangan hanya dengan menonton permainan ini. Saya pikir, mereka hanya datang sekali untuk bersenang-senang tanpa tahu dengan siapa mereka bermain. Yang terpenting, Squid Game terjadi sudah sejak lama.
Jika memang sudah lama, peserta tereliminasi, tak kembali dengan ratusan orang hilang, kenapa tidak ada yang mencari?
Keluarga sendiri yang mencari, itu mungkin. Namun jika mengandalkan katakanlah Polisi, ya keadaan mereka yang terlilit utang tuh membuatnya menjadi sulit. Logikanya, mereka mungkin kabur untuk menyelamatkan diri. Siapa juga yang tahu. Jika masih mau nyari, coba hubungi klub Missing: The Other Side.
Lalu Squid Game Karakter, mereka bukan orang kuat, tapi sangat manusiawi. Ini soal pesertanya ya, karena staf itu tidak ditunjukkan bagaimana cara merekrutnya. Ada yang berteori bahwa itu pekerjaan Suit Man saat bermain Ddakji, but i don't know. Karakter Ali misalnya yang dari awal sampai akhir polos dan selalu percaya kebaikan orang lain. Sae-Byeok, dia hanya ingin bertahan dan coba kehidupan baru. Cho Sang-Woo yang menurut saya hidup penuh beban karena jadi kebanggaan. Dan Seong Gi-Hun yang sebenarnya bodoh dan tidak tegaan.
Mereka sama dengan kita. Ketika dihadapkan pada kesulitan, rasa putus asa, maunya menyelamatkan diri sendiri. Pun jika ada kesempatan untuk mengubah kehidupan, meski peluangnya hanya 0,01% tetap saja dicoba. Karena tekat inilah, maka mereka kuat untuk bertahan. Namun yang harus diingat, apa pun pilihan yang kita ambil, semua punya risiko. Jadi mari lebih bijak dan jauh-jauh dari judi.
Untuk pemain Squid Game, saya tahu Lee Jung-Jae dan Park Hae-Soo, tapi ini jadi drama pertama di mana saya melihat aktingnya. Oh Young-Soo sebagai Oh Il-Nam saya ingat banget saat dia main di drama Chocolate. Lee Yoo-Mi malah lebih banyak seperti di Just Dance dan 365: Repeat The Year. Wi Ha-Joon, saya memperhatikannya sejak drama Soul Mechanic. Lalu Jung Ho-Yeon, ini jadi debut pertamanya berakting. Mungkin yang paling nyebelin adalah Gong Yoo sebagai kameo. Dia mengajak bermain Ddakji. Kasusnya seperti Park Seo-Joon yang jadi Pembawa Petaka dalam Parasite.
Oh iya, jika masih banyak yang terHa-Joon atau perhatian dengan Lee Jung-Jun, staf yang hanya setor muka ganteng dan mati. Maka saya memerhatikan Park Ji-Hoon peserta nomor 250 di mana dia jadi orang kedua yang tereliminasi. Dia tuh pernah jadi murid pintar di drama Black Dog.
Hal lain yang saya perhatikan adalah buku yang sekilas dibaca oleh Hwang Jun-Ho di kamar kos kakaknya. Ada dua nama yaitu Jacques Lacan dan René Magritte. Saya tidak tahu apakah properti ini kebetulan atau memang disengaja keberadaannya di drama Squid Game ini. Jadi ingat Purnama Di Terminal 3 yang juga berhubungan dengan novel.
Jacques Lacan adalah seorang psikiater asal Prancis. Dalam The Four Fundamental Concepts Of Psychoanalysis (1978), dia menyebut, hasrat, sebenarnya adalah interpretasi itu sendiri. Apa yang menggerakan kehidupan manusia adalah hasrat. Hasrat akan pengakuan dan bahwa negativitas manusia adalah perjuangan akan pengakuan itu.
Ini sesuai dengan cerita dalam Ojingeo Geim. Semua orang berhasrat untuk mendapatkan keinginannya entah bagaimana caranya. Manusia memang pada dasarnya butuh untuk diakui.
Yang kedua saya tidak tahu pasti, tapi sepertinya adalah L’empire des lumières (The Empire of Light) dari René Magritte, seorang artis surealis Belgia. Bergambar rumah di malam hari dengan latar belakang siang berlangit biru. Banyak yang menyebut bahwa, di dunia malam selalu ada pada waktu yang sama dengan siang. Sama seperti kesedihan selalu ada pada beberapa orang di saat yang sama dengan kebahagiaan pada orang lain.
Dalam bayangan, memenangkan setiap permainan yang ada di Squid Game memang menyenangkan. Namun di balik kesenangan itu, ada kesedihan dari orang-orang yang kalah, tereliminasi dan mati. Kenyataannya, dunia pun memang seperti itu. Kita tak akan dapat apa-apa dari sebuah perjudian karena itu bukan solusi tepat untuk masalah-masalah yang ada.
Apakah drama Squid Game direkomendasikan untuk ditonton?
Sayangnya, saya tidak merekomendasikan untuk menonton Squid Game jika:
- Usia di bawah 19 tahun. Saya pikir 20 tahunan saja karena emosinya lebih stabil
- Lemah jantung. Saya tidak bertanggung jawab atas serangan atau berhenti jantung karena kaget dengan tembakan atau adegan sadis berdarah lainnya
- Ikut-ikutan karena viral. Meski saya suka mengulas drama dan film, saya hanya merekomendasikan jika itu sesuai dengan selera Kalian. Ada baiknya tidak memaksa nonton apalagi bukan genre yang disukai. Akibatnya kurang menikmati dan jadi ngomel sendiri
Selain 3 hal tersebut, silakan saja untuk menonton. Terlepas dari kekurangan editing dan lainnya, menurut saya Squid Game punya banyak sisi positif di antara ketegangannya. Memang sudah banyak yang menyebarkan spoiler dan alur serta endingnya yang mudah ditebak. Namun yang saya suka adalah kenangan permainan tradisional anak-anak di dalamnya.
"Apa kau tahu persamaan orang yang tak memiliki uang dan orang yang memiliki terlalu banyak uang? Hidup tak menyenangkan bagi mereka. Jika kau memiliki terlalu banyak uang, apa pun yang kau beli, makanan, atau minuman, akan membosankan pada akhirnya"
Tidak ada uang yang didapat dengan instan. Ada harga yang harus kita bayar. Meski dunia sekejam itu, saya pikir tak ada salahnya jika kita tetap berbuat baik. Masa bodoh dengan balasan orang lain ke kita. Semoga keberuntungan juga menyertai kita.
Sepertinya sudah panjang sekali saya bercerita tentang Squid Game Korean Drama. Yang jelas, saya cukup menikmati cerita di dalamnya apalagi ini cukup membangkitkan kenangan permainan masa kecil. Terima kasih sudah bermain denganku.
Ada yang sudah nonton? Coba share pendapat Kalian tentang drama Ojingeo Game ini ya. Sampai jumpa. Happy blogging!
Sumber gambar: Netflix & HanCinema
Salut sih sama drama ini memang kesannya ngeri dengan permainan yang berujung mati dan ironi tentang kebutuhan finansial, tetapi inilah kenyataan pahit tentang kehidupan. Nonton juga filmnya suka kalimat terakhir yang dikatakan Oh Il Nam di episode terakhir. Mantap.
BalasHapusSekarang emang serba duit. Makanya jangan utang buat hedon. Hidup secukupnya
HapusInilah Jiah.. Yg kalau mengulas drama selalu panjang tapi enak dibaca.
BalasHapusIya, series ini bagiku viral karena dua hal. Satu, memori masa lalu generasi boomer atau millenial. Dua, keingintahuan generasi Z atas permainan masa lalu tapi bisa memunculkan pertanyaan 'kenapa permainan outdoor sederhana bisa berdarah-darah'.
Dan yg bikin menarik, karakternya sengaja dibuat dramatis. Orang-orang yang terhimpit hutang. Umum, tapi fakta yang kejam memang.
Kalau alur, hm.. Memang dibanding survival game lainnya, masih ada beberapa hole. Tapi ya.. Udah kadung viral hahaha
Kalau bicara alur, ya memang ada lah hole-nya pun editing. Untungnya ya gak terlalu berpengaruh sama permainan
HapusMakasih lho udah mampir
Awalnya aku masih males-malesan nontonnya karena baca dibeberapa story teman tentang Squid Game ini. Tapi kok penasaran kalau gak nonton sendiri ya, eh pas nonton sendiri agak nahan-nahan nafas juga sambil bergumam "mainan apa sih ini bunuh-bunuhan begini".
BalasHapusTapi pas nonton episode 6 saat mereka bermain kelereng itu bikin aku sedih juga karena beberapa cerita dari para pemainnya itu. Ah ternyata si kakek tidak ditembak beneran tapi hanya tereleminasi karena dia bosnya hahahahaaa
Wah, mbak JIah nonton sampai episode kedua trus mimpiin drakor Squid Games ini hahahah :) Artinya, mbak kepemngen ikut main juga wkwkwkkw :) Ngeri ini itu perjanjian permainannya. Eliminasi dan mati, hadeuuuh :) IYa ya ujung2nya duit. Pada kesulitan keuangan, makanya berharap bisa dapat puluhan miliar dari permainan ini. Mesti siap segala risikonya ini mah hehehe. TFS.
BalasHapusJiaaaah aku padamu!
BalasHapusNah ini dia the real review yang enak ulasannya karena beneran dikau "masuk" ke dalam fantasi dan filmnya! Waw wa waaaaw aja pokoke baca dari atas sampe bawah, terpesona sama fantasi Jiah tentang permainan anak anak kayak gobak sodor! Really?
Orang lain ulasan SQUID GAME nya mah datar .. baca ini aku sampe teliti dan ga mau kehilangan kata per kata! Daebak!
Saya belum nonton drama Squid Game ini,Mbak tapi pernah dikasih gambaran oleh anak saya. Agak ngeri juga ya kalau sampai ada adegan berdarah-darah gitu, jadi ikut deg-degan nontonnya ya ...
BalasHapusDrama ini viral banget diomongin dimana-mana. Tapi aku belum berani nonton karena udah banyak yang sampaikan ada pertumpahan darah :( Makasih reviewnya mba
BalasHapusSquid Game lagi hits banget di Netflix. Tiap buka aplikasi disodorin untuk menonton ini. Namun dari baca beberapa riveiw teman, menurut saya, cukup ngeri juga. Lah permainan kok nyawa taruhannya. Dan seperti biasa, selain alur cerita yang kuat, cinematography Korea itu kan emang ngetop ya Mbak. Bikin kita betah memandangi layar gadget :)
BalasHapusakhirnya aku berani nonton dan seru sih banyak pengalaman hidup yang perlu kita hindari dengan sikap pemain di sini
BalasHapusAku belum nonton. Tapi udah tahu jalan ceritanya, dan memang viral banget ya. Aku maju mundur buat nonton karena mengandung kekerasan. AKu tuh ga kuat nonton kalau yang sadis2. Ulasannya lengkap, jadi makin dapat gambaran yang jelas mengenai dramanya.
BalasHapusViral banget ya drama ini. Aku sendiri rada gimana mau nontonnya. Takut eung sama yang sadis-sadis. Anak sulungku sih nyaranin. Tapi aku mah orangnya baperan dan penakut. Jadinya masih nimbang-nimbang nih buat nonton. Masih lebih milih genre misteri aja deh. Kayak High Class. Sama nonton dengan LOTRS juga. Lagi nyari yang lain tapi gak tahu apa. Kepengennya yang komedi. Biar bisa ngakak-ngakak. :D
BalasHapusAku bersyukur berkesempatan baca artikel ini. Serius, dari pertama viral meski aku penikmat Netflix aku enggan nonto Squid Game. Aku ga kuat nonton yang brutal gitu..Biarin dibilang cemen. Meski konsepnya permainan anak-anak yang bikin bisa bernostalgia kalau ada sadis-sadisnya, kok ga tega nontonnya. Meski hanya sebuah drama.
BalasHapusDirimu sungguh keren mengulik dari berbagai sisi, jadi terpuaskan rasa ingin tahuku akan drakor ini
Lengkap banget ulasanya Mba. Saya belum nonton lagi drakor, kemarin masih nonton Lovers of The Red Sky. Kayanya saya nyelesain nonton ini dulu, baru berpikir ulang mau nonton Squid Game or engga. Trims ulasannya Mba. Jadi kebayang drama yang lagi viral ini ceritanya seperti apa.
BalasHapusiya,drama ini viral banget
BalasHapusbanyak tang nonton dan suka
klo aq belum nonton sih, masih maju mundur karena takut sama genre nya
bukan genre tontonanku juga 🤭
Yang sedang viral nih. Aku enggak nonton tapi baca reviewnya teringat film SAW atau Jigsaw tentang pembunuhan juga kalau enggak bisa menyelesaikan tantangan. Ngeriiii!
BalasHapusDrama paling gemesiiinn #eh
BalasHapusAku nonton ini krn kepoh sama postingan org2 di twitter lalu mutusin buat nonton hehe
Tapi salut lho Korea nih pinter jg ngangkat budaya salah satunya permainan anak zaman dulu di negaranya.
Tapi memang serakus itu kyknya perilaku org kalau berhubungan ma duit.
Banyak yang membuang akal sehatnya demi duit utk meninggalkan dunia nyata pindah ke dunai fantasi yang ternyata jg gk bikin masalah selesai yaa.
Tp endingnya bikin gemes euuiii
Reviewnya lengkap banget, aku belum nonton sih dan baca reviewnya ya baru di sini... Kapan2 ah, dan semoga kuat nontonnya
BalasHapusaku menikmati sekali review yang mbak tulis, plus queto2nya...ampe ku translate kalau bahasa inggerisnya gmn, karena aku lagi bahas ini sama temanku yg orang luar Do you know the similarities between people who have no money and people who have too much money? Life is no fun for them. If you have too much money, whatever you buy, food or drink, will be boring in the end."
BalasHapusAku belum nonton, Ji. Tapi, siapa sih hari ini yang aktif berselancar di sosmed nggak tau Squid Game? Pastiiikkk tau semua. Apalagi hype-nya luar biasa ya.
BalasHapusApakah minat nonton setelah spoiler bertebaran di mana-mana? Nggg, untuk sekarang nggak deh.Manut sama Jiah yang bilang jangan nonton hanya karena ikut-ikutan yang lagi viral. Ehehe
Denger musiknya sekarang emang auto merinding yaa..
BalasHapusApalagi trus viral, jadi makin terngiang-ngiang.
Huhuu...semoga Squid Game ada season 2.
**loh?
Hahhaa..bikin nagih survival gamenya.
Banyak yang mereview drama squid game ini ya mbak. Ada yang bilang bagus, ada yang bilang ngeri, ada yang membahas dari sisi pskologi masyarakat dsb. Anak-anak saya juga sekarang lagi sering membahas game ini, kemungkinan karena mereka juga mungkin dengan teman-temannya mendiskusikan drakor yang satu ini. Btw, makasih reviewnya mbak, jadi saya tahu alur ceritanya squid game, buat ngimbangin kalau diajak ngobrol anak anak hihii kalau buat nonton, kayaknya belum berani heuheu sebab anak saya suka bilang, umi jangan nonton yaa, ada kekerasannya. Lah, kamu kok nonton? duh anak zaman sekarang yaa. bisa aja
BalasHapusAku nonton ini sebelum heboh waktu itu karena kehabisan tontonan setelah hospital playlist taman, aku selesein semua di hari kamis malem karena episodenya juga ga banyak dan durasinya juga ga lama, pas weekend kok viral,,, aku jadi gimana gitu wkwkwk
BalasHapusSaya sepertinya masuk kategori yang ga direkomendasikan nonton. Soalnya berdarah-darah, jadi saya pasti pusing. Tapi saya puas minimal tahu jalan cerita dan alurnya. Menarik ya,drakor memang selalu punya kejutan dalam pembuatan ceritanya. Makanya banyak yang suka
BalasHapusDrama Korea tuh ga pernah kehabisan ide yaa untuk diolah menjadi kisah cerita gini. Indonesia loh punya banyak permainan tradisional, masak kalah sih sama Korea hehehe...
BalasHapusCoba bayangin aja ya Ji, gimana tuh squid game pake permainan benthik. Main biasa aja ngeri, apalagi pake bonus ditembak kalau kalah huhuhuuu...
Hahaha, betul juga. Main benthik tuh butuh tenaga juga trik. Kadang malah gak sengaja kepukul
HapusMeskipun ulasannya panjang, aku baca sampai selesai. Penasaran sih gimana dengan ceritanya meskipun udah banyak spoiler. Aku belum nonton nih.
BalasHapusHal yang bisa aku tangkap juga dari film ini, ketika orang-orang sudah hampir putus asa dan tidak tahu lagi jalan keluarnya, maka kesempatan sekecil apapun pasti diambil demi bertahan hidup. Sekalipun itu bertaruh nyawa.
Masukkin ke watch list dulu. Udah lama gak nonton genre film kayak gini.
anak saya yg usia 3 th sampe apal mantranya gegara sering liat pas saya scroll2 sosmed, wkwk. malah saya diajarin gimana mainnya. yg keliatan gerak kudu nyingkir dulu, hihi. kalau filmnya baru nonton spoiler2 di YT, belum fulp nonton nih. kudu diagendakan
BalasHapus