"Ada Kurir datang ke rumah, tapi aku gak beli barang. Bayarnya COD""Ya udah, tolak aja""Sudah terlanjur dibayar"Saya tepok jidat dengar cerita Kakak. Mana sudah dibayar pula!
Sejak ada teknologi internet, hampir semua hal bisa dilakukan secara daring. Mau jualan, beli barang, hingga muncul banyak pedagang online. Sistem yang mereka pakai pun banyak. Ada yang jual langsung, ada yang sistem dropship.
Saya tidak akan bercerita bagaimana menggeluti dunia bisnis online karena itu bukan kapasitas saya. Passion saya sepertinya bukan berdagang barang. Jadi jangan tanya bagaimana tipsnya.
Di sini saya mau bercerita tentang Kakak yang Dikerjai Pedagang Online. Seperti yang saya tuturkan di awal, ada kurir yang datang ke rumahnya dan mengirimkan paket dengan sistem pembayaran COD atau Cash On Delivery. Intinya bayar langsung saat barang diterima. Yang terima itu Kakak Ipar dengan posisi Kakak saya sedang bekerja.
Ketika mendengar cerita, saya langsung otomatis teringat beberapa kasus yang mulai beredar. Ada oknum Pedagang Online yang sengaja mengirimkan barang sementara konsumen tidak memesan. Sistem bayarnya pun COD. Barang yang dikirim juga acak dan sering membagongkan.
Iya, Kakak saya dikerjai Pedagang Online. Dia coba menghubungi pengirim, tapi nihil. Setelah paket dibuka, isinya satu biji celana dalaman gamis. Mana bayarnya 80 ribu lagi, hahaha.
Ketagihan, Pedagang Online Nakal Kirim Barang
Setelah kejadian tersebut, Kakak Ipar diwanti-wanti agar tidak sembarangan menerima paket. Mungkin saat itu lagi apes karena biasanya Kakak memberi tahu saat ada paket dan meninggalkan uang jika COD. Begitu pula kalau barang dikirim ke alamat saya.
Karena kejadian pertama dibilang berhasil bikin konsumen alias Kakak terima barang, eh Pedagang Online Nakal tersebut ketagihan dan mengirimkan lagi. Kok tahu?
Iya, meski alamat dan nomor teleponnya berbeda, tapi kota pengirimannya sama. Siapa lagi jika bukan Oknum yang sebelumnya?
Waktu itu, Kurir menghubungi Kakak soal paket ini. Tanpa basa-basi, Kakak langsung menolak karena memang tidak merasa Belanja Online. Ya kali mau kena lagi. Yang saya heran, dari mana Pedagang Nakal tersebut tahu alamat Kakak?
Maksudnya gini, kami ini tinggal di desa. Kalau pun ada bekas paket, paling dibakar di rumah, tidak di buang ke tempat lain. Beda mungkin jika di perumahan, atau kota yang ada orang tersendiri untuk urusan sampah ini. Entahlah, saya tidak mau berasumsi lebih jauh.
Intinya sih, zaman sekarang serba canggih dan modus penipuan pun semakin bermacam-macam. Yang kasus seperti Kakak mungkin bisa dihindari dengan menolak paket. Namun kadang kita tidak tahu dan bisa saja apes.
Jika ada yang menghubungi baik lewat telepon, SMS, WhatsApp, bahkan e-mail dengan minta verifikasi atau data lain sementara kita tidak kenal, baiknya cuekin saja. Klik alamat tertentu juga sebaiknya tidak kita lakukan. Bisa jadi itu virus atau cara lain untuk mengambil alih akun kita.
Dari diri sendiri juga sebaiknya waspada. Memahami literasi digital memang kewajiban. Pastikan kita punya pasword kuat. Kode OTP, PIN itu rahasia. Jangan posting data pribadi atau ikut-ikutan aplikasi dengan mengisi nama Ibu atau lainnya. Manfaatkan Fitur Pengaman Ganda. Gunakan jaringan yang aman. Tidak sembarangan mengunduh aplikasi dan tergiur tawaran hadiah atau diskon. Dan masih banyak hal lain yang harus kita cermati di dunia maya ini.
Teknologi memang menyenangkan, tapi kita juga harus bisa memanfaatkan dengan baik, bukan untuk hal nakal. Orang bilang bahwa kejahatan itu karena ada kesempatan. Jadi kita tutup kesempatan itu dengan lebih hati-hati.
Kalian sendiri bagaimana? Ada yang pernah Dikerjai Pedagang Online juga? Coba share cerita Kalian di kolom komentar. Sampai jumpa. Happy blogging!
Kalau saya, gak akan belanja online secara langsung. Jadi harus tanya dulu, apa dia punya toko di shopee, tokped, dan sejenisnya. Kalau makanan, apa dia punya resto di gofood, grab, dan sejenisnya juga. Untuk menghindari penipuan ini.
BalasHapusiya banyak nih kasus kayak gini sekarang, tipu2 orang belanja online jadinya
BalasHapusPedagang online nakal ini banyak kejadian ya. Kasihan kurrirnya. Dah jauh jauh ngedatengin rumah oenerima, eh ternyata empunya rumah gak merasa bebelian.
BalasHapusWah ternyata banyak kasus seperti ini ya sekarang, jadi mesti hati-hati lagi dalam membuang sampah sisa paket ni kayaknya, thanks infonya kak
BalasHapusTernyata banyak kasus ya semoga enggak tergoda dengan belanja online. Aku sendiri masih pilih2 belanja online takut terjebak
BalasHapusIya ya, kadang bingung darimana bisa dapet alamat kita. Kitanya yang harus hati-hati & waspada.
BalasHapusBeberapa waktu yang lalu emang sempet marak penipuan dengan modus kirim barang COD kayak cerita kak Jiah ini. Dan saya baru ngeh kalo data alamat kita dari bekas bungkusan yang dibuang bisa disalahgunakan. Sebagai customer kita dituntut buat lebih hati-hati dan update soal informasi terkini.
BalasHapusnyebelin ya?
BalasHapusPenipu selalu bisa melihat celah di setiap aktivitas masyarakat
kemudian mencoba celah tersebut,
karena itu setuju banget untuk selalu cek and recheck agar tertipu
Alhamdulillah sampai saat ini masih belum pernah ketemu pedagang nakal... untung aja sadar ya Mbak kalau lagi ditipu sehingga menjadi pelajaran untuk selanjutnya. Dan terima kasih atas sharingnya biar makin waspada
BalasHapusWah kok jadi ngeri ya, makin canggih, makin canggih juga penipuan. Wow
BalasHapusmacam-macam ya cara orang buat nipu pembeli. tapi penasaran juga itu toko onlinenya dapat alamat kakaknya dari mana ya, mbak?
BalasHapus