Sejak kabar minyak goreng turun harga karena dapat subsidi dari Pemerintah, perlahan barang itu menghilang di pasaran. Kalau sudah begini, Harga Minyak Murah Apa Gunanya?
Sebagai calon Ibu Rumah Tangga yang lumayan sering membeli kebutuhan sehari-hari, harga minyak yang perlahan naik sejak berbulan-bulan lalu membuat saya menahan napas. Tak banyak protes asal ada uang dan memang perlu, ya beli saja. Terakhir saya beli sebanyak 4 liter di bulan Oktober dengan harga di atas 35 ribu per 2 liter. Saat itu memang butuh untuk masak di acara 2 tahun meninggalnya Mbah. Setelah itu, saya hanya beli satu liter karena harganya hampir menyentuh angka 20 ribu perliter.
Masuk Januari 2022, Pemerintah mengeluarkan subsidi untuk minyak dengan satu harga yaitu 14 ribu rupiah. Apakah saya tertarik untuk membelinya?
Tertarik iya, tapi sadar bahwa yang mendapatkan subsidi itu grosiran dulu. Dan benar dong. Akhirnya orang berbondong-bondong bawa semua keluarga untuk beli minyak goreng ke toko besar karena satu konsumen dibatasi 2 liter saja. Saya pikir, ya sudahlah besok saja belinya karena subsidi kabarnya sampai 6 bulan. Ternyata sampai hari ini, saya sama sekali belum menjumpai minyak goreng harga 14 ribu di toko yang saya kunjungi. Bahkan ada yang tidak punya minyak.
Karena saya butuh minyak untuk menggoreng, akhirnya tetap nyari dari satu toko ke toko lainnya. Dan dapat dengan harga 1 liter itu 19.500 rupiah. Harga Minyak Murah Apa Gunanya coba? Dapatnya sama saja dan tidak ada barangnya.
Saya tidak mau menebak-nebak. Saya tidak mau berasumsi. Butuh minyak, semoga ada uang untuk beli biar pun harga naik. Kalau tak ada, makan makanan rebusan atau kukus pun jadi. Bawa santai saja. Enggak mati juga kalau hidup tanpa minyak.
Kenangan Membuat Minyak Klentik
Bicara minyak, saya jadi ingat kalau dulu sekali Ibu saja pernah membuat minyak dari kelapa. Kami menyebutnya Minyak Klentik. Kebetulan di belakang rumah ada beberapa pohon kelapa yang bisa dimanfaatkan buahnya. Cara bikinnya terbilang mudah-mudah susah karena semua tradisional.
Cara membuat Minyak Klentik:
- Kupas kelapa dan bersihkan. Biasanya kelapa tua yang dipilih karena mengandung banyak santan
- Parut kelapa, peras dan ambil santannya
- Masak santan sampai keluar minyak
- Jadi deh Minyak Klentik
Seperti itu saja? Mudah bukan membuat Minyak Klentik?
Karena dulu semua serba tradisional, ketika mengupas kelapa itu butuh banyak tenaga. Lalu memarut dengan parutan. Saat masak pun bisa berjam-jam di atas pawon. Makanya saya bilang angel-angel gampang.
Minyak Klentik versi Ibu saya itu berwarna kuning. Jika mau membuat Minyak Kelapa Asli atau Virgin Coconut Oil (VCO), menurut video yang saya lihat, santan diendapkan dulu semalaman dan diambil bagian kentalnya. Jadi minyak yang dihasilkan itu bening dan lebih sedikit.
Minyak Klentik itu punya Lemak jenuh Medium Chain Triglycerides (MCT) dan mengandung asam laurat yang baik untuk hati. Ini diyakini baik untuk kesehatan dan juga kecantikan. Bahkan ada yang bilang bisa juga untuk diet.
Saat membuat Minyak Klentik, ada 2 hal yang selalu saya nantikan. Pertama adalah Kentos atau Tombong yang merupakan cikal bakal pembentukan tunas kelapa. Dulu saya menyebutnya dengan nama Bolu. Teksturnya itu seperti busa dan rasanya manis gitu. Saya baru tahu bahwa Kentos ini tinggi Antioksidan dan kaya Zat Besi. Manfaat lainnya itu banyak termasuk untuk sistem imun. Dulu saya tahunnya enak saja untuk dimakan, hahaha.
Yang kedua adalah Blondo yang merupakan hasil samping dari pengolahan Minyak Klentik. Ternyata Blondo ini kaya akan Asam Amino dan Protein yang baik untuk kesehatan juga kecantikan. Duh Kelapa memang benar-benar pohon seribu manfaat.
Ibu saya sering menambahkan bumbu di Blondo ini. Bumbu biasa seperti bawang-bawangan dan cabai. Tak perlu ditambah gula karena sudah manis. Saya lupa bagaimana rasa aslinya, tapi bentuknya seperti bumbu kacang. Pokoknya dulu tuh kalau makan sama Blondo, rasanya mau nambah lagi dan lagi.
Btw, sekarang pohon kelapa mulai jarang. Makannya harga satu butir pun mahal. Dulu sebagian kelapa dipotong untuk bangunan rumah. Kalau saat ini, banyak kelapa yang kena penyakit. Itulah kenapa pohon kelapa sedikit. Menanam pun memakan waktu yang lama untuk tumbuh tinggi.
Harga Minyak Murah Apa Gunanya jika tak ada barangnya. Jika memang ada yang nimbun, uang yang dihasilkan dari menjual memang banyak. Namun perlu diingat, biasanya itu uang panas yang akan menguap dengan mudah. Ya sudah, makan kukusan juga lebih sehat bukan?
Kalian sendiri bagaimana? Ikut drama saat dengan harga minyak dan kelangkaannya? Atau punya cerita juga soal Minyak Klentik? Coba share di kolom komentar ya. Sampai jumpa. Happy blogging!
Nah bener banget, dulu harganya mahal banget sampai kita harus ngirit bahkan cari promo. Eh sekarang harganya murah, tapi gak ada barangnya sampai bingung mau cari kemana lagi.
BalasHapusBenar sekali mbak, minyak harganya murah tapi gak ada barangnya buat apa ya. Aduh aku jadi ketawa miris nih mbak.
BalasHapusIni banyak berita kalo gudang minimarket tuh nimbun minyak goreng
BalasHapusyaelaahh, pada minta dijitak atuatu tuuhh.
aku jg lelah bangeett dgn drama kelangkaan minyak goreng eniihh
Seru ya kak masa kecilnya membuat minyak klentik. Btw dulu tinggal dimana sehingga ada pohon kelapa?
BalasHapusJepara, Mak
HapusDulu sih di kebun belakang rumah ada beberapa pohon
Aku ga ngerti minyak langka, taunya ada aja di rumah saat dibutuhkan, ga pernah nyari dan ga sampe kekurangan, Jiaah Hahaa.
BalasHapusKalopun naik, ya udah pasti dibeli soalnya emang butuh daripada nyari dan antri desek2an sedangkan depan rumah indomaret ada minyak(agak mahal katanya, beda 3000) ya udah beli deh.
Nah, kalo cerita minyak kletik buanyak banget, soale mbahku paling rajin bikin, buat rambut, kulit dll pokoke tradisional banget. Nih cucu mbah yg familiar dengan kletik hihiiii..
Aku tahu terjadi kelangkaan minyak goreng, termasuk harga yang melambung tinggi. Tapi kami termasuk yang tidak bermasalah akan hal itu. Dalam artian, tanpa minyak goreng kami masih bisa makan dan tidak kelaparan :D Kebetulan keluarga kami lebih menyukai makanan yang dikukus/direbus. Bukan berarti anti makanan yang dimasak dengan minyak ya. Jadi, ada ga ada minyak goreng, bukan kendala. Kalaupun butuh, tetap beli sesuai kebutuhan. Ga belanja sampai berlebih, apalagi untuk disimpan banyak2.
BalasHapusSoal kentos, aku kalau sedang mudik ke Palembang, pergi ke kebun, ada saja kelapa tua dengan kentos di dalamnya. Baru tahu kalau kentos tinggi Antioksidan dan kaya Zat Besi. Aku suka kentos, rasanya manis dan dingin. Sangat lembut, selembut awan :D
betul banget Ji, ini harga diturunkan tapi kok ya kita tetap tidak bisa menikmatinya coba ya? Harga tetap mahal, mana gitu susah pula ditemukan, hikss. Minyak kelapa asli yang dibuat tradisional itu memang bagus, lebih wangi pula, happy banget deh kalau dikasih minyak dari kampung :D
BalasHapussempat mengalami kesulitan cari minya goreng terutama di rumah anak-anak sukanya makan ayam goreng, sosis dll. Jadinya diakali deh cari minyak kelapa, walau mahal tapi enggak bisa dihindari hiks... butuh sih.
BalasHapuskita memang sudah terbiasa ya menggunakan banyak minyak saat memasak. Kebutuhan yang tinggi akan minyak goreng membuatnya jadi barang yang selalu dicari. Semoga harganya bisa selalu stabil
BalasHapusAku termasuk yang selow (alias pasrah, wkwk) saat harga minyak naik, dan saat ada yg harga 14K pun gak ikut nyari² gimana, alasannya karena malas ribet, akhirnya beli di warung² sekitar rumah yang memang harganya berlipat, pernah harganya sampai 30K (bikin dompet meringis). Nah tapi sempet jugaaa beberapa kali ke minimarket, memang agenda rutin beli sembako untuk ke Panti, Mas di Minimarketnya tiba² ngasih tahu tentang minyak harga 14K yang gak disimpen di rak melainkan disimpen di dus²nya dan ditumpuk di lantai, jadi pembeli boleh ambil tapi cuma sebungkus (begitupun yang 2L harga 28K). Hiksss, semoga minyak yang harganya bersahabat, stok-nya juga banyak dan mudah dicari lagi ya. Amiiiin
BalasHapusBanyak yang terbiasa masak goreng-goreng. Kasian juga tak hanya ibu rumah tangga tapi juga pedagang kecil yang hidup dengan penjualan gorengan yang pasti terdampak. Semoga kelangkaan ini semakin berkurang
BalasHapusSantan diendapkan dulu semalam apa gak basi?
BalasHapusSetahu kami justru santan itu harus segera dipanaskan biar hasil minyak tidak bau.
Cmiiw.
Sampai sekarang karena saya tinggal di kampung, masih suka marut kelapa dan bikin minyak kelapa tradisional kok. Begitu juga kami masih bikin gula merah hasil menyadap nira dari kebun
Bikin minyak kemiri sendiri, aku pernah, Jia..
BalasHapusBukan buat masak sih, hihii.. Intinya mau bilang kalau bebikinan sendiri pasti jauh lebih ribet. Tapi hasilnya sangat memuaskan dan kita jadi menghargai arti sebuah proses panjang itu.
Jadi gak boros make minyak.
Aku sendiri jarang masak, Jia.. Jadi pas minyak mahils, aku gak ikut ngerasain, hiiks~
Makan seada-adanya tiap hari.
Mamah ini yang rajin cari-cari info kalau ada yang jual minyak murah. Sempat cari di toserba tapi jarang sekali ada yang 1 liter. Dapetnya yang 2 liter aja. Ya, terpaksa dibeli karena butuh :)
BalasHapusSaya baru tau minyak kletik itu waktu sedang hamil. Mamah mertua suka ngasih saran minum minyak kletik, supaya lahirannya lancar katanya. Alhamdulillah memang lancar lahiran hehehe
Aku msih goreng2 sih pakai minyak, emang langka kalau di sekitar rumahku, tapi gak seberapa panik krn kalau belanja bulanan di supermarket msh nemu dan ya nyetok sewajarnya. Kalau abis minyak ya paling bikin alternatif lauk lain yang bisa dikukus2 atau apalah hehe
BalasHapusminyak murah, susah nyarinya, ada dikit langsung pada di borong
BalasHapusAlhamdulillah tidak berburu minyak, minyak goreng sebulan seliter gak habiss maak eaaa kliatan kl jarang dirumah atau jarang masak.
BalasHapusDi rumah aq juga sedia minyak VCO maak baguss buat kesehatan di minum sebelum tidur.
Kebetulan Aku gàk ikutan antri or tebutan tuh kak sama mjnyak Goreng Karena sekarang makannya Lebih ke rebus or Pepes...labih enak ternyata
BalasHapusPernah Juga numis pakai minyak klentik tapi ternyata beda ya rasanya, bau kelapa nya lbih dominan
Saya termasuk yang berusaha gak ribet dengan kelangkaan minyak ini. Sebetulnya gak hanya tentang minyak goreng aja. Ketika harga telur meningkat pesat, tahu/tempe menghilang, cabe rawit mahal, dll berusaha santai. Karena biasanya saya mencari menu pengganti.
BalasHapusMisalnya kayak sekarang minyak lagi langka, coba bikin berbagai makanan yang jarang pakai minyak. Ya kurang lebih kayak gitu, deh.
Kalau untuk kebutuhan pribadi memang santai. Tapi, memang kasihan dengan tukang jualan. Terutama yang membutuhkan banyak minyak.
aku sekaranG Banyaknya masak rebus kukus mbak, selama minyak goreng belum turun ke harga normal, insyaAllah masih bisa bertahan. Yang kasihan pedagang yang menggunakan minyak, kebayang deh repotnya cari sana sini karena barang hilang dipasaran. Prihatin
BalasHapusSempat ikut drama juga, cari-cari minyak goreng ke minimarket dekat rumah, tapi akhirnya pasrah karena di mana-mana kosong. Paling nggak ya pakai minyak kelapa atau minyak jagunglah, yang sedikit pembelinya.
BalasHapusdi aku dulu minyak klentik ini dipake buat pijet didaerahku, wanginya enakkkk. kalau buat masak belum pernah soale biasanya minyak yang dah jadi gitu. kalau bikin sendiri biasanya lebih wangii
BalasHapusMiris banget lah soal minyak goreng nih, negerid engan kebun sawit luas, eh rakyatnya antre demi minyak goreng, hehehe. BTw dulu almarhum nenek saya suka ngajakin bikin minyak, hehehe. kalo skearang mana kuat, palingan beli tuhlah
BalasHapusJadi tau nih cara bikin minyak klentik...
BalasHapusMemang nyebelin nih drama minyak goreng ini... Padahal saya termasuk jarang pakai (2 lt bisa untuk 3 bulan), tapi sebel aja pas habis dan butuh malah susah begini, akhirnya kemarin beli di warung 1 lt harganya 20 ribu...
Sedih ya dengan keadaan minyak goreng ini. Udah mahal, gak ada barangnya. Aku masih punya. Tp tinggal sedikit lagi. Huhu sedih bgt lihat sodara nyari sejak subuh tapi gak dapet2. Laknatullah deh ini yang nimbun. :(
BalasHapusAku termasuk yang tidak begitu terimbas dengan langkanya minyak goreng, karena jarang menggoreng dengan jumlah banyak.
BalasHapusSering pakai teflon, jadi pakai minyak pun sedikit.
Cuma bisa prihatin dengan situasi begini.
Jadi ingat awal pandemi, masker juga sempat lenyap seperti ditelan bumi!
Kayak suamiku setiap lewat mini market ada tulisan minyak murah, dia ngakak: Minyaknya mana, Mba? Katanya belum datang, begitu terus. Jadi lelah jiwa kalau bantuan model begini ya, kesel juga sama masyarakat yang suka nimbun
BalasHapuspercuma minyak murah kalau ga ada barangnya, kalau barangnya di timbun sama orang-orang berduit jadi tujuan utama untuk kalangan bawah tu ga kesampean. miris banget sih sama yg berduit trus boros makenya padahal masih banyak yang membutuhkan dan makenya di irit-irit.
BalasHapusminyak goreng oh minyak goreng. kebetulan aku termasuk orang yang belum merasakan susahnya mencari minya =k goreng karena sebelum langka, aku nyetong dua jirigen. walhasil, sampai hari ini masih ada minyaknya. semoga polemik minyak goireng ini segera berakhir
BalasHapus