"Gemas enggak sih saat lihat Tetangga bangun rumah, tapi desainnya aneh?""Ah, mungkin kamu saja yang iri!"
Tinggal di Desa memang banyak sekali dramanya. Semua mata seolah tertuju padamu. Mau gerak, kok kayanya salah mulu, hahaha. Eh, sebenarnya tidak semua seperti itu sih. Contohnya saya yang merasa masa bodoh dengan gonjang ganjing kehidupan Tetangga. Kalau mereka cerita, ya didengarkan bukan yang sengaja mencari tahu. Namun ada beberapa hal yang kadang bikin gemas. Salah satunya desain rumah Tetangga yang aneh dan menghabiskan anggaran.
Mereka ini pasangan suami istri yang usianya di bawah saya. Beberapa tahun setelah menikah, akhirnya memutuskan membuat rumah. Sebenarnya 3 tahun lalu mereka membuat sepetak toko dan tidur di sana. Kabarnya, mereka ditawari Orangtuanya untuk membuat rumah di lahan belakang sementara tokonya tetap di depan jalan. Namun mereka menolak.
Kata saya sih, bodoh banget! Lahan belakang kan lumayan luas. Jadi bisa membuat rumah yang cukup untuk mungkin 1-2 anak. Ini kok ya ngotot di depan. Itu tanah enggak beli juga. Apa tidak mikir masa yang akan datang? Siapa tahu kan ada rezeki nanti punya mobil dan lainnya. Ya mau bagaimana? Itu keputusan mereka.
Jadi fix mereka membuat rumah yang menyambung dari tokonya. Masalahnya, itu betulan sempit untuk rumah di desa. Paling dua ruangan kecil. Yang enggak habis pikir, bentuk rumahnya yang aduh, kok boros dan malah bikin sesak? Bisa-bisanya mau buat rumah kaya gitu?
Kok bisa tahu? Setiap mau ke musola, saya selalu lewat situ. Jadi paham bagaimana desainnya yang boros. Kurang lebih seperti gambar di bawah ini. Ada bagian kosong yang tak terpakai dan bikin gemas. Lalu kira-kira, apa saja persiapan dasar untuk membangun sebuah rumah di desa?
Ini Dia 5 Persiapan Dasar Membangun Rumah
1. Tanah Untuk Dibangun
Tinggal di desa kebanyakan orangtua punya beberapa petak tanah. Nah dikasih deh buat anak-anaknya untuk membangun rumah. Namun kembali lagi ke anaknya. Kadang ada yang beli sendiri, bukan dari hibah atau warisan. Intinya mau buat rumah di desa itu kudu ada tanahnya dulu karena jarang ada rumah susun.
2. Desain Atau Gambaran Rumah
Setelah ada tanahnya, kita tentu harus tahu berapa luas punya kita. Ini menentukan untuk desain bangunan. Paling gampang adalah kotak atau persegi panjang. Jika bukan ahli dan tidak mampu bayar arsitek kaya Tien My Husband in Law, kita bisa melihat contoh desain rumah di berbagai tempat. Sekarang banyak desain rumah minimalis modern yang oke.
Di kasus Tetangga saya, mereka ini ada rencana membuat rumah 2 lantai. Harusnya sih lantai bawah itu dibuat open space, ruang tanpa sekat yang multi fungsi. Kenapa begitu? Soalnya ini tinggal di desa di mana ada kumpul-kumpul, entah selamatan atau arisan yang butuh ruangan lebar. Ya kali pesertanya di taruh di luar?
Jika lantai bawah dibuat ruang tanpa sekat, saat sudah ada uang ya bangun bagian atas untuk kamar pribadi dan lainnya. Mau kumpul di bawah kan jadi lega. Sayangnya mereka tidak berpikir sampai ke sana.
3. Harga Bahan Dan Material
Membangun rumah sendiri dari awal memang kudu mau repot. Kita harus memikirkan harga bahan dan material yang akan kita gunakan nanti.
Jika membangun rumah dengan 2 lantai, maka pondasinya harus lebih kuat. Selain pondasi batu kali, baiknya juga dengan cakar ayam atau footplate. Kita juga harus mengenali jenis tanahnya. Jika tanahnya gembur atau di pinggir drainase dan kali, pondasi harus berbeda.
Itu baru pondasi ya. Belum pemilihan dinding. Mau pakai bata merah atau bata ringan. Pilihan semen dan pasir. Reng kayu atau baja ringan, genteng dan lainnya sebagainya. Ini harus dipikirkan dari awal.
4. Tukang Bangunan
Membangun rumah sepetak untuk orang desa itu tidak menggunakan developer. Cukup dengan Tukang Bangunan. Biasanya mencari sendiri atau atas rekomendasi orang lain. Ini juga cocok-cocokan dan siapa yang cepat. Beberapa waktu lalu sedang banyak pembangunan. Jadi agak susah mencari Tukang Bangunan yang nganggur.
5. Keuangan
Segala persiapan tidak akan jalan jika keuangan tidak ada. Jadi kita harus punya uang untuk membangun rumah. Dari beli bahan, bayar tukang harian di mana minimal sepasang dan lain sebagainya.
Duh ribet banget ya persiapan membangun rumah sendiri?
Anda benar! Memang seribet itu. Yang saya tulis saja baru dasarnya. Aslinya persiapan membuat rumah lebih banyak. Kalau tidak mau pusing, ya sudah beli rumah jadi saja seperti salah satu unit di Srimaya Residence.
Mengenal Srimaya Residence
Srimaya Residence dikembangkan oleh Summarecon Agung dan berada di Jl. Pangkalan 6 - Raya Narogong, Bekasi. Di sini ada beberapa Klaster seperti Baswara dan Candani. Masing-masing punya unit 4 jenis yaitu Laksmi (Basic), Laksmi (Deluxe), Padmarini (Basic), dan Padmarini (Deluxe). Jenisnya rumah minimalis modern dengan 2 kamar tidur.
Yang saya suka dari Srimaya Residence adalah green concept di mana tersedia ruang terbuka hijau di dalam area. Lalu ada sistem pengelolaan air mandiri melalui penyediaan danau buatan seluas 8.000 m². Ini jadi tata air buat antisipasi musim hujan dan banjir, serta bisa digunakan untuk water park. Lumayan buat wisata gratisan, hehehe.
Fasilitas lain gak kalah menarik seperti lapangan multi sport untuk basket, bulutangkis, voli, futsal, dan jogging. Akses ke berbagai tempat juga terbilang mudah dengan jalan bebas hambatan melalui Pintu Tol Bekasi Barat. Yang terpenting adalah sistem keamanan 24 jam dan double gate security system untuk nambah kenyamanan penghuninya. Bagaimana, Srimaya Residence menarik kan?
Orang Korea Enggak Menikah Karena Rumah, Orang Indonesia sering nikah muda dan agak drama dalam membuat hunian. Namun sebenarnya tidak seseram itu. Ada banyak KPR yang bisa kita pilih. Bayar dengan sistem ala Nam Se Hee Because this is My First Life bisa juga kok. Yang penting sekarang nabung dulu ya!
Itu dia 5 Persiapan Dasar Membangun Rumah. Kalian sendiri tim yang mana? Bangun rumah dari awal atau beli jadi saja tanpa ribet pikir ini dan itunya? Coba share pendapat Kalian di kolom komentar ya! Sampai jumpa. Happy blogging!
Nah bener banget kadang suka gak srek sama desain rumah tetangga, kalau mau cari desain pun kadang bingung harus kayak gimana jadi serahkan semua sama ahlinya. Memang butuh persiapan kayak gini deh, terima kasih.
BalasHapusini yang terjadi sama rumahku mba, jadi pengen renovasi sesuai keinginan, sekarang aku lagi nabung nih, buat renovasi rumah sesuai yang diinginkan. mohon doanya ya biar berjalan lancar
BalasHapushahaha... maaf ya mbaa...aku jadi pingin ketawa sama cerita riweuhnya si tetangga bangun rumah. Ya kalau di kampung bahkan di kota juga spanjang bukan perumahan yg masih ada pengembangnya memang jadinya bebas2 aja buat bangun rumah model apa. Kejadian jg di komplek aku yg udah ga ada pengembangnya waktu pemilik tanah bangun rumah model petak2 kayak buat kontrakan gt. warga lain rame deeh
BalasHapusklo aku sih lebih ke beli jadi mak. Bisa langsung ditempati, gak terlalu ribet, paling kalo misal nambah anggota keluarga baru renov sesuaikan budget. gitu sih hehe
BalasHapusEmang sebelum bangun rumah kita harus memiliki persiapan yang matang ya. Supaya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Terima kasih tipsnya
BalasHapusEh kirain cuma aku yang suka gemas melihat desain rumah orang. Apalagi kalau ada ruang yang berasa mubazir gitu, berasa pengen kusulap menjadi yang ciamik. Wakakakak.
BalasHapusHihihi kalau gitu kita beda ya mba. Menurut aku orang mau bangun rumahnya kayak gimana dan dimana terserah mereka. Yang penting ga ganggu aku dan orang lain hahaha🤣. Soalnya kita ga pernah tahu kan alasan orang lain mau tinggal gimana dan dimana. Karena kita cuma lihat luarnya aja. Begitu juga pasangan suami istri itu mba cantik 😘. Karna bisa jadi mereka nolak tawaran orang tuanya karena pngen mandiri atau apa. Waalhualam. Kita ga prnah tahu soalnya dalamnya gimana. Krn yg kita liat cuma di luar aja. Jangan bilang mereka bodoh banget. Hiks aku sedih lho bacanya 😔
BalasHapusOh ya ngomong ngomong Srimaya Residence ini enak ya. Ada lahan hijaunya juga. Cocok banget ini buat tempat tinggal ya 😍
Paham, pasti tiap rumah tangga punya keputusan tersendiri. Bukan mau ngatain, tapi tempat yang dibangun sama-sama dari ortunya. Kalau ada yang luas, kenapa milih yang kecil coba? Wong mereka dikasih keduanya
Hapusiya bener mbak, kalau saya emang buta banget soal disain rumah, mendingan beli rumah yang sudah jadi, hasilnya udah kelihatan bagusnya dan banyak pilihan. cuma ya itu kudu disesuaikan dengan budget yaa
BalasHapusJadi ingat suka duka membangun rumah, berantem ja ama suami gimana soal design dll. Aku mau gini, dia mau gitu jadinya bentuk rumah terserah suami dan warna terserah aku deh hehe...
BalasHapusMinimal kalau nggak tau desain bisalah lihat desain rumah tetangga yang enak dilihat, desain ruangannya cukup tertata rapi. Riweh dan gemes juga ya mbk sama tetangganya hahahaha
BalasHapusSelera orang emang kadang ajaib ya mbak. Kadang aku juga suka amazed gtu liqt desain rumah yg ajaib2. Aku sih lebih suka minta bantuan arsitek aja utk gambarin yg bagus ntqr tinggal aku bilang maunya ini atau itu
BalasHapusIya terkadang kalau ada yang aneh pingin rasanya berkomentar padahal kalau dipikir-pikir ya urusan merekalah mau bangun rumah gimana hihihi tapi yah itu suka gemes juga. Mungkin itu sebabnya banyak orang yang menyerahkan soal desain rumah pada ahlinya atau solusi mudahnya ya beli dari pengembang yang sudah memiliki konsep desain rumah yang bisa dipilih konsumen sesuai kebutuhan, karena rumah akan menjadi tempat tinggal kita selama belasan bahkan puluhan tahun, jadi harus dipikirkan masak-masak untuk masa yang akan datang.
BalasHapusMembangun rumah memang harus ada perencanaan dan gambar yang jelas ya jangan sampai kayak pamanku rumahnya ditambahi melulu tanpa gambar jadi lama selesainya hehe memang enak di perumahan ya terima jadi rumahnya
BalasHapusPengalaman rumah pertama kami dulu, Ji. Rumah di perumahan yang bangunannya jelek kualitasnya. Akhirnya sebagian dirobohkan dan dibangun dari awal. Nah memang harus pintar cari rumah yang nyaman karena kelak menjadi hunian keluarga. Diharapkan yang nyaman gitu ya
BalasHapusNah iya, biasanya kalau di desa itu lahannya luas-luas. Kalau pun mau bangun rumah yang kecil biasanya halamannya luas.
BalasHapusSaya sendiri lebih memilih beli rumah yang sudah jadi. Lebih praktis. Nanti kalau ada keperluan lagi, baru direnov.
Kalau pengembangnya Summarecon Agung kayaknya udah gak pusing sama desain, ya. Udah dipastikan bagus dan berkualitas. Tetapi, kalau desain sendiri memang harus tau perhitungannya.
BalasHapusPas banget aku lagi bangun rumah nih, persiapan budget itu harus double dari perkiraan, misal 100 juta ya sedia 200 juta. KArena over budget selalu terjadi
BalasHapusKok kebayang bayar rumahnya dikontrakin ala-ala Nam Se Hee sih..
BalasHapusHahha...ati-ati, cinlok lo..
Ibukku dulu juga pernah ngomel abis dari rumah tetangga yang katanya pake jasa arsitek, tapi gak nyaman banget dihuninya. Masalah desain ini memang kembali lagi ke taste dan dana yang ada sih..
Jadi memang kudu sabar, sabar dan sabar.
Karena kalau mau bener-bener jadi rumah idaman, kudu teliti di setiap detil dan konsul bolak-balik bukan hanya sama arsiteknya, juga sama desain interiornya, biar kompak.
Jadi pengen nanya jelas jarak rumah dipinggir jalan dan rumah di dalam yang halamannya luas itu seberapa jauh ya hahaha, jadi galfok kan.
BalasHapusRenov dan bangun rumah memang butuh biaya ekstra yaa.. Emang kudu nabung. Kalau beli dideveloper juga kudu jeli. Srimaya Residence nih salah satunya kali ya, Mba?
BalasHapusPengennya bangun dari awal.sendiri tapi apa daya rejekinya dapat rumah second karena sesuai budget yg penting punya rumah dulu karena bangun dari awal.PR budgetnya bisa bengkak bengkak
BalasHapusTernyata repot juga ya kalau mau bikin rumah sendiri. Kayaknya paling ribet urusan design dan pembangunan. Jadi mikir juga nih. Belum lagi kalau bahan bangunan harganya naik atau kondisi cuaca sedang tidak bisa diprediksi. Padahal aku dari dulu pengen bangun rumah sendiri. Design sendiri.
BalasHapusKayaknya butuh tenaga dna uang yang cukup buat bangun rumah sendiri. Kalau di Srimaya Resident kayaknya enak nih. Fasilitas sudah lengkap dan mau kemana-mana dekat.
Wah cakep nih srimaya residence, di bekasi pula yaaa.. perumahan baru tuh pasti cakep dan rapi bangunan dan kompleknya yaaa
BalasHapusNaaahh bener-bener, buatku yang paling susah adalah nemu tukang bangunannya. Jadi pengalaman tahun 2008 kmrn, kami manut sama arsiteknya aja tapi ada tukang bawaan sendiri yang diikutkan.
BalasHapus