Saat di dalam hutan, jangan pernah bersiul atau teriak nama Temanmu atau akan ada makhluk lain yang menjawabnya!
Kalian pernah dengan aturan seperti itu tidak? Waktu nonton film Low Season, saya tertawa saat adegan peringatan itu. Bukan karena menyepelekan, tapi saya pernah mendengar aturan ini ketika ada tayangan tentang Masyarakat Adat. Sebenarnya, siapa sih mereka?
Pas banget karena Jumat 12 Agustus 2022 lalu, #EcoBloggerSquad ngobrol bareng bersama Mbak Mina Setra, Deputi IV Sekjen AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) Urusan Sosial dan Budaya. Tema kali ini adalah #IndonesiaBikinBangga: Masyarakat Adat yang Kaya Tradisi dan Budaya.
aman.or.id |
Secara Nasional atau Internasional, sebenarnya tidak ada definisi khusus tentang siapa Masyarakat Adat ini. Namun yang jelas, mereka adalah sekelompok orang atau komunitas yang punya wilayah adat yang mengikat. Mereka juga punya Pemangku Adat, hukum adat, aturan adat yang berlaku dan dihormati serta kepercayaan spiritual yang kuat dengan alam.
Sebenarnya, apa pentingnya keberadaan Masyarakat Adat ini sampai kita harus mendukung disahkannya RUU Masyarakat Adat?
Mengenal Masyarakat Adat Yang Kaya Tradisi Dan Budaya
Seperti yang saya bilang di atas, Masyarakat Adat itu tinggal di wilayah adat yang biasanya berada di hutan. Kehidupan mereka bergantung pada alam. Mereka tidak mengeksploitasi alam dan mengambil secukupnya demi kelangsungan hidup anak cucu mereka nanti. Selain itu, hutan merupakan Rumah Para Leluhur. Maka tidak salah jika Masyarakat Adat disebut juga sebagai Penjaga Bumi.
aman.or.id |
Sebagai Penjaga Bumi, harusnya kan mereka ini terjaga, terlindungi. Namun sayangnya, tidak ada jaminan hukum untuk mereka. Dalam UUD 1945 sebenarnya disebut, tapi UU turunan tidak ada. Jadi masih menggantung gitu bahkan setelah RUU Masyarakat Adat diajukan.
Karena hal ini, Masyarakat Adat menghadapi berbagai macam ancaman. Yang paling sering terjadi adalah wilayah adat mereka yang terampas, tergusur entah jadi daerah pertambang atau perkebunan sawit. Mereka melawan demi mempertahankan wilayah sampai bertaruh nyawa. Kriminalisasi, jangan ditanyakan lagi. Diskriminasi sampai tidak diakui kepercayaan mereka juga jadi masalah.
Dari kasus ini, ada alasan kenapa sampai sekarang RUU Masyarakat Adat belum disahkan. Yang paling terlihat adalah Publik hanya melihat bahwa Masyarakat Adat ini kalau kata anak zaman sekarang adalah Probematik, karena yang terlihat hanya keributan. Padahal, sebenarnya Masyarakat Adat sangat kaya akan tradisi dan budaya.
Sebelumnya saya menyebut bahwa mereka punya hukum dan aturan tidak tertulis yang berlaku dan dihormati. Misalnya ada ritual saat berladang, upacara kelahiran atau kematian, sampai menanam pohon juga ada aturan tersendiri. Tarian dan nyanyian sudah jadi bagian dalam tradisi dan budaya mereka.
Hal menarik dan membanggakan lainnya dari Masyarakat Adat adalah mereka itu Seniman Sejati. Produk kerajinan tangan mereka ini bagus dan unik. Tenun, keranjang, kuliner, kecantikan, fashion juga mereka hasilkan.
Jika dulu banyak Anak Muda yang pergi ke Kota untuk mencari kehidupan baru, maka sekarang ada yang namanya Gerakan Pulang Kampung. Mereka Pemuda dari Masyarakat Adat dipanggil kembali untuk menjaga dan mengelola wilayahnya. Lalu, apa saja sih yang mereka lakukan? Apakah benar kehidupan di kampung bisa lebih baik daripada di kota?
Sejak nonton Li Ziqi, saya jadi tahu bahwa ada banyak Content Creator yang selama pandemi ini memperlihatkan bagaimana mereka bisa bertahan hidup di kampung. Saya juga anak desa sih. Jadi related banget lah ya. Bahan dari alam bisa diolah. Ibarat kata, jaminan hidup di desa itu tidak akan kelaparan.
Wahyu Chandra/Mongabay Indonesia |
Dari Gerakan Pulang Kampung ini, ada banyak Anak Muda yang membangun Konservasi Pertanian. Awalnya memang agak diragukan, tapi akhirnya hasilnya terlihat bahkan hasil panennya bisa lebih besar daripada gaji di Kota. Ada Kebun Organik, Herbal bahkan yang kekinian dengan memanfaatkannya sebagai tempat wisata. Contohnya Arangangia di wilayah adat Patalassang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan yang merupakan wisata edukasi tanaman herbal.
Selain itu, Sekolah Adat juga didirikan. Pendidikan untuk Masyarakat Adat ini sebagai transmisi pengetahuan dari Tetua ke Anak Muda. Habisnya setelah modernisasi yang tidak tersaring dan langsung ditelan mentah-mentah, Anak Muda banyak yang terlepas dari adat, budaya bahkan bahasa mereka. Jadi disekolahin lagi biar seimbang gitu sehingga Masyarakat Adat lebih solid dan tidak mudah terpecah belah. Tentunya tidak lupa dengan baca tulis agar tidak mudah dibodohi seperti yang terjadi di film Sokola Rimba.
Mau bicara melestarikan budaya, tarian atau musik, jika tidak ada perlindungan untuk Wilayah Adat, ini sama saja bohong. Kenapa? Karena itu merupakan pondasi dari budaya. Wilayah Adat habis, maka Masyarakat Adat juga terancam punah. Jika sudah begini, siapa yang akan menjaga Bumi dari kerusakan dan Krisis Iklim?
IG @rumah.aman |
Penjaga Bumi, Penangkal Bencana. Masyarakat Adat jaga hutan adat yang menyimpan miliaran ton cadangan karbon. Mereka punya kontribusi besar untuk menjaga, mengelola alam ini dengan arif dan bijaksana. Jadi sudah sepantasnya kita menjaga mereka. Mari dukung #SahkanRUUMasyarakatAdat. Bukan begitu?
Masyarakat adat adalah penjaga hubungan manusia dan alam. Memang perlu dikuatkan pemberdayaannya agar lingkungan lestari dan Indonesia semakin terjaga keindahan alamnya
BalasHapusYg namanya mitos kadang diciptakan demi kebaikan. Kyk duku pernah dengar ada sungai yang ikannya berlimpah tapi gk boleh diambil. Bayangin kalau gk ada mitos kyk gtu yg ada banyak yang serakah ngambilin ikan dengan segala cara kali ya.
BalasHapusSoal gerakan pulang kampung sepertinya pas pandemi mulai banyak yg lakuin apalagi kalau bisa WFA tp kyknya emang dari pemerintahnya jg sebaiknya menyiapkan pemerataan sarana ya biar yang muda2 gk nyesel jg pulkam hehee. Baruntau soal sekolah adat. Emang kalau kurikulumnya disamaratakan ternyata kyk "kagetan" gtu yaa. Menarik nih mbak buat diulas lbh lanjut hehe
Aku berharap sih segera di sahkan ya UU nya supaya kita bisa tetep hidup berdampingan dengan masing2 tetap dilindungi payung hukum sebagai sama2 WNI
BalasHapusAku ikut menyetujui untuk Sah kan RUU Masyarakat Adat, mbak
BalasHapusApalah Indonesia tanpa mereka. Terlebih hijaunya alam negeri ini.
Ga mau bayangin lebih lagi
Yang pasti semoga RUU ini bisa disahkan, dan Masyarakat Adat bisa terus ada eksistensinya
Masyarakat adat ini unik sekali. Aku awalnya tau dari suami yang kampusnya rutin bertandang ke suku Baduy dna belajar banyak hal dari kunjungan tersebut. Memang luar biasa menjaga warisan turun temurun nenek moyang dan bahkan alam.
BalasHapusKita bisa jaga masyarakat adat dan masyarak adat jaga alam.
Bener banget mba, mengenal lebih dalam lagi tentang masyarakat adat yang penuh dengan budaya dan tradisi turun temurun yang mungkin jika dipraktekan dengan kondisi sekarang sungguh tidak masuk akal.
BalasHapusSepakat bgt, RUU Masyarakat Adat emang harus disahkan untuk melindungi keberai mereka. Sedih loh kalau hutan-hutan ditebang secara liat dan dijadikan pertambangan atau kebun sawit, bagaimana kehidupan masyarakat adat?
BalasHapusEnggak pernah dengar soal siulan dan teriakan. Tapi memang di mana pun kita, sebaiknya menghormati kearifan lokal karena biasanya hal itu berlaku untuk menjaga harmoni, ya
BalasHapusPernaah, aku pernah dengar aturan itu. Benar, produknya unik2 ya dan aselii bagus, kualitasnya juga nggak diragukan. Masyarakat adat bikin lestari, banyak belajar dari mereka kudunya tentang menjaga alam.. kembali ke kampung aku mau suatu hari nanti..
BalasHapusooow keren banget ini Gerakan Pulang Kampung ini,
BalasHapusaku pernah sih mengimpikan membangun Konservasi Pertanian dan Hutan, sejak lihat Melly yang penyanyi itu buat Kebun Organik dan Herbal
Semoga segera disahkan ya RUU Masyarakat Adat mengingat Masyarakat Adat sangat kaya akan tradisi dan budaya dan merekalah yang menjaga bumi kita.
BalasHapusya, setuju dengan adanya RUU Masyarakat Adat semoga bisa segera disahkan sehingga masyarakat adat tetap bisa terlindungi secara hukum mulai dari tradisinya hingga budayanya
BalasHapusdukung banget supaya RUU Masyarakat Adat segera disahkan, supaya kehidupan masyarakat adat bisa lebih terjamin dan terlindungi secara resmi dan ada hukum yang menaunginya.
BalasHapusEh bener loh pesan itu, waktu jaman aku masih SMP, sebelum camping ada kakak pembina yang bilang gitu. Dan waktu naik gunung jaman kuliah ada juga yang bilang hal sama. Eh selama aku nonton vlog pendakian gunung di YouTube, ketemu lagi channel yang host nya juga bilang sama, hehehee.
BalasHapusIntinya sih kita mesti menjaga bumi, nggak sembarangan gitu kalo sedang di alam. Yang bikin sedih itu sampai sekarang RUU Masyarakat Adat masih belum disahkan ya. Semoga ada solusi agar bumi tetap terjaga, RUU turunan dari UUD 1945 bisa disahkan
Iya, bagus banget klo ada payung hukum yang berpihak ke masyarakat adat. Klo tidak, nanti masyarakat lokal akan tergusur.. harusnya memang masy asli belajar ke luar daerah, trus pulang...membangun kampung halaman
BalasHapusSemoga segera di sahkan RUU perlindungan terhadap masyarakat adat. Bumi yang semakin tua tidak semakin rusak dengan cara manusia ikut menjaganya.
BalasHapusDi kampungku juga ada masyarakat adat yang masih dihormati
BalasHapusKalau berani dilawan maka akan dapat bahaya kita sebagai kutukan alam katanya
Harus hitam hitam dan ga boleh pakai sandal salah satu aturannya
semoga pemerintah jadi makin memperhatikan masyarakat adat di tengah akulturasi budaya yang tinggi dari luar. aku tinggal di daerah yang masih menjunjung tinggi adat mak
BalasHapusAh iya
BalasHapusMateri online gathering kemarin bikin aku banyak tahu tentang masyarakat adat
Dengan kearifan lokalnya mereka menjaga bumi ya mbak
Masyarakat adat mencintai hutan dengan penuh kasih, bertanggungjawab menjaga hutan sebelum ada gempuran modernisasi. Selayaknya mereka diberi ruang untuk menjaga hutan agar tetap lestari
BalasHapusMasyarakat adat yang harus kita lindungi dan kita bisa jika melangkah bersama, tidak saling menghalangi dan mementingkan satu pihak.
BalasHapusJaga hutan bersama masyarakat adat.
Keren banget Gerakan Pulang Kampung. Karena memang seharusnya mereka yang paling mengerti tentang kampung sendiri. Berusaha untuk mempertahankan adat dan menjaga bumi
BalasHapusAku jadi inget behind the scene film Ambu yang dibintangi Laudya Cinthya Bella. Ada adegan upcara penerimaan yang cuma digambarkan sekilas. Setelah itu diceritakan upacaranya udah beres. Kata sutradaranya, adegannya ga ditampilkan sebagai bentuk penghormatan dengam adat di Kampung Baduy yang jadi lokasi syuting film. Bahkan ketika sudah malam pun, proses syuting dihentikan dulu
BalasHapusKalau semua pulang kampung mungkin jdnya makin banyak kota yang juga banyak org produktif ya mbak. Gak perlu ke nota buat cari pekerjaan. Apalagi kalau ada sarana buat ngerjain kerjaan remote hehe.
BalasHapusAkubtuh ma mitos2 menghormati aja krn percaya mitos itu ada buat kebaikan jg apalagi kalau berhubungan dengan lingkungan
Pernah banget tuh waktu aku ikutan mendaki di hutan zaman SMA. Katanya gak boleh siul-siul dan teriakin nama gitu. Ternyata itu karena ada hubungannya dengan masyarakat adat ini yah? Baru tahu loh aku keberadaan mereka ini.
BalasHapusHarus ada UU perlindungan masyarakat adat nih, karena aku juga melihat di Baduy tuh masyarakat adatnya tergerus era modernisasi, dan keserakan manusia modern. Padahal mereka itu dibutuhkan untuk menjaga alam
BalasHapusKeren-keren ya produk hasil kreativitas masyarakat adat. Semoga ke depannya mereka selalu terlindungi, diantaranya melalui gerakan pulang kampung.
BalasHapusSetuju banget! Masyarakat adat punya kontribusi besar banget dalam menjaga dan melestarikan alam. Jadi Aku sih 100% dukung #SahkanRUUMasyarakatAdat
BalasHapuskeberadaannya diabaikan padahal mereka turut andil ya mba dalam menjaga bumi, btw aku juga suka nontonin Liziqi iya yah makin banyak content creator yg pulang kampung dan bikin tayangan yg cakep
BalasHapusMasyarakat adat punya peranan penting dalam menjaga kelestarian dan ekosistem tempat mereka tinggal. Hanya kadang kebijakan pemerintah setempat yang membuat masyarakat adat jadi terpojokkan ya
BalasHapus