Pernah terpikir untuk melakukan hal di luar kebiasaan? Kira-kira, apa itu?
Annyeong! Sering kali kita senang berada di zona nyaman, melakukan sesuatu sesuai kebiasaan. Saat melakukan hal yang tak terencana, kadang terasa aneh. Namun itu bukan hal buruk. Ini juga yang terjadi dalam kisah The Colors of Our Time Webdrama Korea, Warna-warna Waktu Kita.
Yu Ra merasa kebingungan saat Manager Penerbitan tempatnya menerbitkan novel memintanya menulis genre romansa daripada misteri atau kriminal. Meski belum berpengalaman, dia mencoba mencari inspirasi sampai tak sengaja bertemu dengan seorang pria yang akhirnya menjadi tokoh utama ceritanya.
Benarkah laki-laki itu hanya tokoh utama dalam novelnya, atau justru menjadi peran utama dalam kisah cintanya?
Native Title: 마침내 물들다Also Known As: Machimnae Muldeulda, 마침내물들다, Finally Stained, Finally, Getting Closer To You, Finally colored, Finally DyedGenres: Romance, LifeTags: Writer Female Lead, Short Length Series, Miniseries, Web Series, Seaside Setting, Photographer Male Lead, Photography, Height Difference, Friendship, Young Adult Female LeadCountry: South KoreaType: DramaEpisodes: 4Aired: Jul 30, 2020 - Aug 20, 2020Aired On: ThursdayOriginal Network: Naver TV CastDuration: 15 minCast:Lee Hyun Joo - Yu RaMoon Sang Min - Jung Woo
The Colors of Our Time Review
Memilih nonton The Colors of Our Time tentu saja karena Moon Sang Min setelah perannya menarik perhatian saat bermain di Under the Queen's Umbrella. Berhubung saya belum siap nonton betulan drama yang juga dibintangi Kim Hye Soo meski saat ini sudah tamat, maka saya memilih melihat aktingnya di webdrama. Bisa dibilang hitung-hitung pemanasan.
Tanpa membaca Sinopsis dan Review The Colors of Our Time, saya tidak punya bayangan apa-apa dengan drama pendek ini. Tak ada ekspektasi. Cuma yakin saja bakal bahagia karena genrenya romansa. Setelah nonton, tentu saja perkiraan saya benar adanya.
Seperti yang saya bilang di awal bahwa Yu Ra itu penulis yang sedang mengerjakan novel romance. Dia kemudian bertemu fotografer yang akhirnya diketahui bernama Jung Woo. Namanya penulis, dapat inspirasi langsung dieksekusi dengan membuat tokoh seperti yang dilihatnya.
Awalnya Yu Ra agak malu karena ketahuan menggunakan sosok Jung Woo sebagai obyek cerita, tapi kemudian mereka mulai akrab. Siapa sangka, Jung Woo itu turis yang sedang berlibur di Tongyeong. Yu Ra sendiri mengelola hostel dan akhirnya laki-laki itu malah datang ke penginapan.
Di hari berikutnya, Yu Ra menawarkan Jung Woo rekomendasi tempat wisata di Tongyeong. Syaratnya, Yu Ra bisa ikut karena dia ingin mengamati orang-orang untuk menulis cerita novelnya. Jadi saling menguntungkan karena Jung Woo bisa mengambil banyak gambar.
Lalu, apakah novel Yu Ra akan segera selesai? Ke mana kah Jung Woo melangkah dalam liburannya?
Machimnae Muldeulda, Warna-warna Waktu Kita
Karena sejak memutuskan nonton The Colors of Our Time 2020 tidak berharap apa-apa, saya cuma menikmati plot yang ada. Di web drama ini hanya tentang Yu Ra dan Jung Woo. Benar-benar hemat pemain deh, ckckck. Cerita tentang liburan lalu bertemu orang asing, mulai akrab, dan bisa ditebak endingnya bagaimana. Sudah banyak kisah seperti ini, contohnya 12 Nights, Eat Pray Love, Hello Stranger, Low Season, dan The Package. Kenapa sih orang-orang bisa menemukan cinta saat solo travelling? Heran, hahaha!
Jika ceritanya klise, kenapa kita harus nonton The Colors of Our Time?
Pertama meski klise, cerita di webdrama ini ringan dan enggak menye-menye. Karakter Yu Ra dan Jung Woo cukup menyenangkan. Kalau bicara profesinya, saya malah teringat drama More Than Friends. Kisah cinta Penulis dan Fotografer.
Yu Ra ini penuh keteraturan apalagi soal warna dan Jung Woo kebalikannya, di mana dia punya kondisi Ambliopia Warna, lazy eye atau mata malas. Amblyopia itu sejenis penglihatan buruk yang terjadi hanya pada satu sisi mata yang disebabkan oleh otot mata dan saraf otak yang tidak bekerja sama dengan baik. Jika kondisi tersebut tidak ditangani dengan baik, bisa menyebabkan kebutaan pada mata. Kabarnya Haechan NCT memiliki kondisi seperti itu.
Sebagai fotografer, tentu hal ini enggak mudah buat Jung Woo karena perbedaan ketajaman penglihatannya. Suka bagaimana sutradara menggambarkan kondisi Jung Woo melalui pengambilan cangkir yang salah, sedotan atau pemakaian kaus kaki yang berbeda warna.
Saya pikir kondisi Jung Woo serius sampai memengaruhi akhir cerita. Ternyata tidak juga. Bisa dibilang, kehidupan mereka jadi lebih berwarna setelah bertemu. Nonton drama pendek ini dijamin full senyum deh. Untuk Pemain The Colors of Our Time, saya pikir mereka berakting cukup baik. Kemistri Lee Hyun Joo dan Moon Sang Min juga bagus.
Alasan lain kenapa harus menonton Machimnae Muldeulda adalah, kita bisa ikutan travelling bersama mereka di Tongyeong. Saya akan berikan sedikit informasi tempat yang mereka kunjungi dari gambaran drama ini. Karena saya belum pernah ke Korea Selatan apalagi Tongyeong, kalau ada bagian yang kurang tepat, tolong koreksi ya jika Kalian tahu dan pernah ke sana. Soalnya di webdrama ini tidak banyak keterangannya.
Tongyeong merupakan Kota pinggir pantai salah satu tujuan wisata yang terkenal di Korsel dengan pemandangan laut romantis dan banyak pulau. Tepatnya di provinsi Gyeongsang Selatan, Korea Selatan. Beberapa tempat wisata Tongyeong yang muncul di web drama The Colors of Our Time antara lain:
The Jeon Hyuck Lim Mueseum of Art Sumber Gambar |
- The Jeon Hyuck Lim Mueseum of Art (전혁림 미술관). Sesuai namanya, dulunya merupakan lokasi tempat tinggal pelukis ulung Jeon Hyuk-lim. Letaknya di jalan menuju Kuil Yonghwasa di Gunung Mireuksan, Tongyeong. Selain lukisan Jeon Hyuk-Iim, lukisan putranya Yeonggeun juga dipamerkan di sana.
- Seopirang Park. Bisa dibilang taman kecil, tapi dari sini kita bisa melihat kota pelabuhan dan kehidupan di sekitar Tongyeong dalam satu tampilan. Di sini lebih sepi daripada tempat wisata lain. Makanya cocok untuk menenangkan diri. Banyak muralnya juga lho.
Yi Sun Sin Park Sumber Gambar |
- Yi Sun Sin Park. Letaknya di Jeongnyang-dong, Tongyeong-si, Provinsi Gyeongnam Selatan. Di sana ada patung perunggu Laksamana Agung Yi Sun-sin setinggi 17,3m yang berdiri menghadap ke laut Hansando. Pemandangan laut di sini indah juga jalan setapak kecil di sepanjang garis pantai, di antara pantai dan hutan.
- Tongyeong Jungang Market. Pasar tradisional yang lumayan jadi favorit wisatawan. Di sini ada banyak makanan laut seperti ikan segar, ikan kering dan lainnya.
Jalur Pesisir Samchingi Sumber Gambar |
- Jalan pesisir amfibi (수륙해안도로) atau Jalur Pesisir Samchingi. Ini merupakan jalur sepeda di dekat Tongyeung Hansan Marina Resort. Cakep sih tempatnya.
- Manjido Village. Salah satu pulau yang ada di Tongyeong. Di sini ada Suspension Bridge yang dibuka pada tahun 2015. Jembatan gantung sepanjang 98 meter ini menghubungkan dua pulau yaitu Yeondaedo dan Manjido. Ini pulau ramah lingkungan. Kalau mau ke jembatan goyang ini, bisa dari Yeondaedo atau Manjido. Suka-suka Kalian dan tergantung menginapnya di mana.
Ada bagian yang memperlihatkan Tongyeong Music Hall (Tongyeong International Music Festival Foundation) dari jauh, tapi ternyata tidak ke sana. Padahal saya penasaran juga karena Tongyeong ini terdaftar di UNESCO sebagai kota musik. Ini merupakan bentuk dedikasi Pemerintah Korea Selatan kepada Isang Yun serta karya-karyanya.
Sebenarnya masih banyak spot wisata yang ada di webdrama Korea The Colors of Our Time apalagi daerah pegunungan dan pantainya. Karena keterbatasan, hanya itu saja yang bisa saya cari tahu. Jujur saja, setelah nonton ini, saya jadi tertarik untuk berkunjung ke Tongyeong. Bahkan ada yang menyebut kalau ini Venesia-nya Korea Selatan.
Bagaimana? Seru kan? Buat kalian yang mau nonton The Colors of Our Time Subtitle Indonesia, bisa cek di channel YouTube Vanillasee. Webdrama ini enggak sampai satu jam kok. Jadi cocok buat kamu yang butuh hiburan ringan sambil ikut jalan-jalan secara virtual. Apalagi ost-nya juga enak didengar. Yang terpenting, ada uri Seja Jeoha Lee Kang aka Moon Sang Min. Setuju kan, Selir Online? Hehehe
Sekian dulu ulasan The Colors of Our Time dari saya. Ada yang sudah nonton webdrama ini? Jika iya, coba share pendapat kalian di kolom komentar ya!
Sampai jumpa. Happy blogging!
Baca sinopsisnya kok sepertinya manis ya ceritanya ahahaha. Baru denger judul draman ini, ceritanya ringan tapi seprtinya aku tertarik buat nonton. Tempat syutingnya bagus banget ya
BalasHapusGue banget nih, romance addict.
BalasHapusHahaha.
Suka banget dengan film yang kemistrinya bagus dan mengaduk-aduk emosi.
Hihihi.
Apalagi plus sinematografi yang apik, lokasi yang memanjakan mata.
Ahhh, heaven, indeed!
Jadi ingat film Barat, " Pride and Prejudice" Keira Knightley ne!
Sudah nonton ke?
The colors of our time,
I am coming ...
saya pernah mau bikin cerita dengan tokoh utama seperti teman saya (cewek). Itu aja udah malu, ntar kalau teman baca, terus dia nyadar kemiripannya, kan jadi nggak enak. Nah, ini dengan tokoh utama cowok, kikuknya gimana ya.
BalasHapusKayaknya cerita ini yg manis ya, kayak tone warnanya yg segerin.
Pemandangannya luar biasa yaa..
BalasHapusDan disebut Haechan, aku jadi tergelitik.. Semoga Echanie sehat selalu.. Dia kerja keras banget tahun ini.
But, itu komen yang ga nyambung, hehhe..
Yang kagum, meski drama singkat aka. web-drama tapi banyak juga framing yang bisa dibahas ya... dari mulai tempat wisata Tongyeong, penyakit Ambliopia sampai profesi masing-masing karakter.
Jinjja DAEBAK!
walaupun ceritanya klise, ada aja yang bikin series ini jadi menarik yaa, ya kondisi ambliopia nya ituu.
BalasHapusmbaa.. ini kok bagus banget ya jalan ceritanya, emang kalo drakor itu selalu mengangkat hal-hal spesifik yang jadinya bisa dipahami
BalasHapusSaya belum nonton huhu...penasaran karena saya pernah ke Italia, kepo untuk berkunjung ke Tongyeong yang disebut Venesia-nya Korea Selatan.
BalasHapusRiviewnya bagus ketika membacanya jadi membayangkan apalagi tempatnya kereen kereen aaah jadi pengen datang ke tmp2 syutingnya.
BalasHapusWah aku kok baru tahu webdrama ini
BalasHapusCeritanya menarik ya mbak
Setting ceritanya juga bagus
Aku jadi pengen nonton
Nonton web drama gini di mana mbk? Menarik nih kisah The Colors of Our Time jadi pengen tahu kisahnya. Suka nonton dan cari cerita yang membawa hikmah di kehidupan nyata.
BalasHapuswah ini cocok nih untuk aku. durasinya juga ga lama. langsung masuk list buat nonton weekend ini
BalasHapusJujur saya pun jadi lebih menikmati spot wisata nya itu lho, lengkap ya di sana itu laut, darat bahkan udara punya semuanya. Nonton yang durasinya gak kelamaan ini pasti jadi rekomendasikan lagi
BalasHapusNambah lagi list rekomendasi Drakor manis dari Jiah. Nah aku sekarang jadi suka juga drama seperti ini, Ji. Cerita sederhana, gak rumit, tapi sayangnya pemainnya kenapa irit ya, hehehe
BalasHapusTapi ada kelebihan ya dengan setting lokasi yang cakep banget di Tongyeon, kota pinggir pantai. Pantas aja jadi tujuan wisata pantainya Masya Allah cantik banget
Baru tau ada judul ini mba, tapi kalau baca di sinopsisnya aku kayak pernah nonton deh dengan cerita yg sama tapi entah itu judulnya apa ya wkwkwk jadul banget soalnya nontonnya pas masih SMP 😂
BalasHapusJiah, solo traveling yuk, kali aja nanti bisa ketemu cintanya.
BalasHapusNah saya suka web drama yang fokus gini, kisahnya memang berpusat pada mereka berdua, jadi pemain tambahan nggak usah banyak-banyak.
Waaah baru tau ada penyakit mata malas berisiko menyebabkan kebutaan yaa. Kyknya pernah denger soal mata malas ini aku pikir ya kondisinya akan gtu aja, emang "cacat" tapi gak berbahaya ternyata sebaliknya yaaa #malahbahassakimata
BalasHapusWaahh mau liat akting pangeran Seongnam di draor lain aaah, makasih rekomendasinya :D
Aduduuuuu kliatan so sweet bgt
BalasHapusMana lokasi syuting nya cantiikk pol
Bs nih buat ditonton
Salah satu alasan nonton drakor adalah pemainnya yang cakep dan Ganteng. Hehe ... Selain alur cerita yang menarik pastinya. Jadi pengen deh nonton juga The Cors of Our Time ini. Masukin daftar list tontonan deh
BalasHapusSi abang yang kalungin kamera itu kok tamvan bener ya. Bikin jadi penasaran pengen nonton webdrama korea the colors of our time ini. Bener-bener nonton karena alasan visual yang meresahkan nih saya hahahah
BalasHapusUntuk ukuran durasi nonton 15 menit, dengan cerita seromantis ituuu...rasanya kok sayang ya "hanya" 15 menit. Memang ya kalo drakor sukses mengangkat cerita yang bisa menimbulkan feel "hidup" dan natural, bikin gak bosen nontonnya, meskipun berulang tetap saja excited
BalasHapusaku kurang suka romance tapi senang latar tempatnya. Pesisir pantai, fotografi, trus malah jadi nulis novel. Sweet yah ceritanya.
BalasHapusWaaah ini favorit kayaknya. Selain suka film romance, latar belakang pesisir pantai yang indah, membuat jiwa travelingku pengen nonton filmnya. Hahaha
BalasHapusAku dulu suka nonton romans buat cari inspirasi karen aku menulis novel romans. Jadi pengen deh nonton ini siapa tahu nemu ide lagi ya
BalasHapus