Bagaimana rasanya duduk di kursi periksa gigi?Jantung mau copot! begitu mungkin yang saya rasakan. Masih ingat kemarin saat saya menulis Sweet Teeth di mana drama ini berkisah tentang percintaaan antara dokter gigi dan pasiennya. Saya pun teringat ketika beberapa bulan lalu untuk pertama kalinya ke dokter gigi bukan karena sakit gigi. Sungguh, ini adalah hal ajaib sebab akhirnya saya memutuskan untuk Scaling Gigi.
Di keluarga saya, pergi ke dokter gigi itu bukan hal yang wajib. Kami akan ke sana jika betulan sakit gigi, sakit yang kalau dikasih obat tidak mempan. Terakhir saya pergi tuh sudah lama sekali karena waktu itu posisinya sampai membuat pipi bengkak. Setelah itu, saya mulai tidak makan permen dan bersyukur karena ini membantu. Kalau sakit, saya minum obat. Sepertinya itu pun setahun lalu.
Lalu kenapa ini akhirnya bertekat untuk ke dokter gigi?Jadi wacana untuk scaling itu sudah saya tanyakan sejak terakhir kali ke dokter gigi. Namun karena posisi sakit, hanya diberi obat, bukan tindakan pencabutan dan lainnya. Lalu lupa, atau melupakan. Ada banyak pemikiran, mulai dari biaya dan tentu saja yang utama adalah mentalnya. Balik ke awal, tidak biasa periksa gigi saat sehat.
Sebelum pandemi, saya merasa sudah mampu soal biaya, tapi ya keburu Covid-19 menyerang. Pelayanan Gigi tidak beroperasi. Kalau pun akhirnya ada, biaya jatuhnya lebih mahal. Kalian tentu ingat kalau dulu penyebaran virus ini bisa lewat droplet. Saya pun mengurungkan niat sampai Corona kurang lebih terkendali bahkan dinyatakan selesai.
Awal tahun kemarin adalah jadwal saya untuk melakukan perpanjangan SIM. Untuk perlengkapan, ada tes kesehatan juga. Di Jawa Tengah, pakainya Simpel Pol yang dilakukan lewat aplikasi secara online. Salah satu yang harus dilampirkan adalah foto Gigi. Saat foto, entah mengapa mendadak saya insecure. Sungguh bukan foto yang indah. Menimbang, saya pun mulai terpikir untuk berkunjung ke dokter gigi.
Scaling Gigi di Puskesmas Pakis Aji
Mengutip dari Alodokter, Scaling gigi itu prosedur buat membersihkan plak dan karang (tartar gigi). Prosedur ini sebaiknya dilakukan secara rutin untuk mencegah kerusakan gigi dan gusi. Dulu waktu saya pertama kali bertanya soal scaling, dokter gigi yang menangani bilang memang kudu dilakukan agar gigi tidak mudah goyang.
Kesehatan gigi dan mulut saya memang saat itu cukup bermasalah. Karang gigi lumayan banyak dan ada juga gigi yang berlubang. Meski saya rajin gosok gigi, tapi bau mulut sering terjadi. Gusi juga sering berdarah walau sedang tidak sikat gigi atau terkena benturan. Karena itu semua, makanya saya tidak terlalu percaya diri untuk tersenyum lebar dengan memamerkan gigi.
Setelah membulatkan tekat, bulan Mei saya memutuskan untuk berkunjung ke dokter gigi. Sudah berniat, cobaan pertama datang karena saya malah menstruasi. Entah ini berhubungan atau tidak, tapi saat datang bulan biasanya saya mengalami pusing. Jadilah saya menunggu sampai selesai dan badan kembali normal. Menunggu seminggu kemudian, ternyata tanggal merah. Ada-ada saja. Akhirnya di 25 Mei 2023 saya pergi dan mendapatkan antrean ke-11. Ini kesiangan banget ternyata.
Kenapa memilih Puskesmas Pakis Aji bukan Puskesmas Jepara?Sebenarnya saya masuk ke Faskes Jepara Kota sesuai domisili sekarang. Kalau tidak salah, setahun atau beberapa bulan sebelumnya saya sempat bertanya soal poli gigi, tapi saat itu belum buka pelayanan. Akhirnya saya coba peruntungan ke Puskesmas Pakis Aji. Gampangnya itu Puskesmas Lebak karena berada di Desa Lebak, Kecamatan Pakis Aji. Saya berpikir mungkin dokternya adalah dokter yang dulu pernah menangani saya. Kalau kenal, minimal saya lebih berani. Begitulah yang saya pikirkan. Namun ternyata, dokternya sudah berbeda. Ada drg. Rifqi Tri Nuryanto.
Karena baru pertama kali periksa lagi ke Puskesmas Pakis Aji setelah sekian lama, jujur saya deg-degan. Begitu masuk, ada meja pendaftaran dan belok kanan, ada mesin untuk mengambil nomor antrean. Kalau tidak salah, ada 4 pilihan pelayanan seperti Umum, Lansia, KIA, dan Gigi. Karena saya memang perlunya periksa gigi, ya pilih antrean tersebut.
Setelah mendapat antrean, saya menunggu giliran untuk dipanggil. Lumayan lama memang apalagi buat pelayanan gigi. Satu pasien tidak cukup 5 menit seperti periksa biasa. Belum lagi kalau Ibu Hamil masuk. Bisa banyak selingan deh. Well akhirnya dipanggil juga dan mulai ditanya-tanya. Untuk pendaftaran, saya hanya perlu kartu identitas bisa KTP, KIS, BJPS dan sejenisnya. Ditanya apa keperluannya dan diminta menunggu untuk masuk ke ruangan pemeriksaan.
Saat menunggu untuk pemeriksaan, jantung saya berdetak begitu cepat. Saya mengatur pernapasan untuk mengurangi kecemasan. Pengalaman Scaling Gigi Pertama Kali sih. Rasanya lebih menantang daripada saat ketemu gebetan. Iya, sedeg-degan itu, hehehe.
Sayangnya, pengalaman pertama scaling ini akhirnya tertunda!Pertama, karena saya kesiangan. Sebenarnya saya membuat dua pilihan. Kalau tidak scaling, saya mau cabut akar gigi. Ternyata alatnya habis karena penanganan pasien gigi memang terbatas. Kedua, alat scalingnya baru mau diperbaiki dan saya disarankan untuk kembali awal minggu. Saat itu, saya juga diberitahu soal biaya yang sebenarnya tidak jauh berbeda seperti di klinik. Scaling gigi juga tidak bisa langsung alias dilakukan bertahap.
Saya tidak memilih ke klinik karena tidak tahu mana yang bagus. Kebanyakan ada di kota Jepara yang mana bukanya juga sore atau malam. Saya tuh malas bepergian saat malam. Memilih Puskesmas Pakis Aji, saya pikir karena kalau nanti ada apa-apa, Mbak saya bisa jemput. Overthinking memang anaknya. Kepikiran dokter gigi Strangers From Hell kayanya.
Kunjungan kedua ke Puskesmas Pakis Aji untuk Scaling di 29 Mei 2023 dan dapat antrean ke-4. Sebelumnya sudah diwanti-wanti Pak dokter agar datang lebih pagi karena penanganan bisa setengah jam. Kali ke-2, tapi pertama, perasaan saya lebih santai. Masih deg-degan, tapi mungkin karena sudah bertekat dan mentalnya sudah siap. Sama seperti pertama, ambil antrean, menunggu pendaftaran, menunggu dipanggil untuk penanganan. Saya juga akhirnya dapat nomor kartu untuk periksa. Ketika menunggu, saya tidak makan camilan, hanya sarapan. Ngosongin mulut minimal setengah jam gitu.
Saat masuk, saya ditanya mau apa, dijelaskan sedikit soal scaling, lalu kemudian duduk di kursi penanganan. Pak dokter bilang nanti dibersihkan bagian gigi kanan bawah dulu. Kalau misalnya sakit dan tidak tahan, saya bisa angkat tangan kiri. Mulai deh prosesnya yang memang harus saya akui kalau rasanya sakit. Namun sakitnya itu gimana ya? Kaya ditusuk, tapi bukan. Alhamdulillah bisa tahan, meski kadang 1-2 kali angkat tangan.
Setelah selesai, saya diberi nota untuk pembayaran. Satu rahang itu 75 ribu rupiah. Karena saya membersihkan 2/3 saja, maka biayanya 50 ribu rupiah. Saya bayar ke kasir, kembalikan nota kuintansi ke dokter lalu pulang. Saya pikir scaling itu bakalan dibius. Eh ternyata tidak. Saya tidak tahu ya kalau di klinik akan seperti apa soalnya beberapa artikel yang saya baca, ada yang dibius juga untuk menghilangkan rasa sakit.
Hal-hal yang saya lakukan setelah scaling gigi sesuai saran dokter:
Saat masuk, saya ditanya mau apa, dijelaskan sedikit soal scaling, lalu kemudian duduk di kursi penanganan. Pak dokter bilang nanti dibersihkan bagian gigi kanan bawah dulu. Kalau misalnya sakit dan tidak tahan, saya bisa angkat tangan kiri. Mulai deh prosesnya yang memang harus saya akui kalau rasanya sakit. Namun sakitnya itu gimana ya? Kaya ditusuk, tapi bukan. Alhamdulillah bisa tahan, meski kadang 1-2 kali angkat tangan.
Setelah selesai, saya diberi nota untuk pembayaran. Satu rahang itu 75 ribu rupiah. Karena saya membersihkan 2/3 saja, maka biayanya 50 ribu rupiah. Saya bayar ke kasir, kembalikan nota kuintansi ke dokter lalu pulang. Saya pikir scaling itu bakalan dibius. Eh ternyata tidak. Saya tidak tahu ya kalau di klinik akan seperti apa soalnya beberapa artikel yang saya baca, ada yang dibius juga untuk menghilangkan rasa sakit.
Hal-hal yang saya lakukan setelah scaling gigi sesuai saran dokter:
- Tidak makan atau minum panas. Boleh minum es untuk meredakan pendarahan. Iya, scaling tuh bikin gusi berdarah
- Tidak makan makanan yang keras karena gigi sedikit goyang
- Sikat gigi dengan lembut
- Sabar karena ngilunya bisa beberapa hari
Kunjungan ketiga pada 06 Juni 2023 antrean ke-6. Kesiangan sedikit, tapi masih dapat jatah. Scaling kedua rahang kiri atas. Saya sempat tanya, baiknya bagaimana. Ternyata mau scaling bawah atau atas dulu tidak masalah. Saya pilih bagian atas karena gigi depan yang terlihat biar bersih dulu. Biaya dan lainnya sama seperti yang pertama. Kali kedua ini, ngilunya tidak terlalu lama. Mungkin karena sudah agak terbiasa dan mengenal rasa sakitnya.
Kunjungan keempat, 12 Juni 2023 antrean ke-1. Saya senang sekali dapat antrean pertama. Mengawali hari Senin dengan semangat dan bahagia. Scaling terakhir selesai dengan lancar dan damai. Pulang pun bahagia. Terima kasih, dokter!
Kunjungan keempat, 12 Juni 2023 antrean ke-1. Saya senang sekali dapat antrean pertama. Mengawali hari Senin dengan semangat dan bahagia. Scaling terakhir selesai dengan lancar dan damai. Pulang pun bahagia. Terima kasih, dokter!
Pengalaman Pertama Kali Scaling Gigi yang saya rasakan itu mulut lebih enak, tidak mudah bau dan tidak berdarah lagi. Memang bersihnya tidak 100%, tapi sangat lumayan. Saya juga jadi lebih percaya diri untuk berbicara mau pun tersenyum. PR-nya, saya harus cabut akar gigi, nambal gigi, dan mungkin bikin gigi baru jika akar gigi sudah tak ada. Ini belum saya lakukan. Bertahap dulu ya perawatannya. Masih nyiapin biaya, hehehe. Akhir tahun nanti saya harus kembali ke dokter gigi atau mungkin tahun depan. Saya sudah bertekat untuk tetap periksa 6 bulan atau setahun sekali.
Itu dia cerita saya soal Pengalaman Scaling Gigi di Puskesmas Pakis Aji. Selanjutnya, saya belum memutuskan akan pergi ke mana untuk periksa. Namun di mana pun, semoga dimampukan, dilancarkan, amin. Bagaimana dengan kalian? apakah sudah rutin untuk periksa gigi? Coba share di kolom komentar ya. Sampai jumpa. Happy blogging!
Saya lagi ada di bulan-bulan perawatan gigi. Karena pandemi saya menunda merawatnya, jadi deh geraham harus direlakan dicabut. Minggu ini PR scalling, berikutnya tambal....Mager tapi kalau ingat gigi yang tinggal 28 saya niatkan harus pergi ke dokter gigi hihi
BalasHapusAduuuhh jadi inget kalau udah lama banget nggak scalling. Kayanya beneran harus menyempatkan segera karena belajar dari pengalaman yang dulu, telat scalling malah bikin gigi berlubang di area yang nggak terjangkau sikat gigi. Akhirnya malah harus dicabut di dokter bedah. Aaaaaaaaaa nggak mau ngulangin pengalaman serupa.
BalasHapusPR ku ke dokter gigi juga pengennya nambal dan scalling mba, ternyata kalau di puskesmas murah sekali yah 75000 untuk satu rahang, beda sama ke praktek mandiri dokter gigi berkali2 lipat biayanya haha
BalasHapusAduh jadi keingetan kepengen ke dokter gigi juga. Huhu gigiku bermasalah. Tapi masih takut. Wkwkwk... padahal kepengen juga bawa anak ke dokter gigi. Tapi gimana anak-anak bisa mau, emaknya aja takut. 😅
BalasHapusWah, boleh juga nih dicoba ke puskesmas saja yah, sebeb biaya lebih murah, jadi bisa berhemat sebab pengalaman sebelumnya di klinik, lumayan juga
BalasHapusDuh aku masih takut nih, dua tahun lalu cabut gigi berakhir demam hampir satu minggu, padahal gigi udah mulai ada yang senut-senut lagi dan kayaknya harus ke dokter gigi buat perawatan, bolak-balik minum obat ngak sepertinya ngak berpengaruh lagi masih sakit aja.
BalasHapusAku tuh termasuk takut ke dokter gigi mba. Tapi untuk urusan scalling gigi, aku termasuk rutin. Harusnya enam bulan sekali ya. Tapi aku setahun sekali. Tapi udah jadi kebiasaan. Alhamdulillah kalau aku nggak ngilu mba. Hanya saja pas prosesku agak lama karena suka nggak nyaman air masuk mulut saat prosesnya. hehhee
BalasHapusAku biasanya kalau scaling itu minimal di 6 bulan sekali, karena biasanya sekalian pemeriksaan gigi sih. Atau kalau mau bepergian juga rajin kontrol ke dokter gigi dulu.
BalasHapusAbis scalling biasanya jadi enakeun banget yaa..
BalasHapusCuma ya itu, jadi sensi juga sii giginya. Kudu bener-bener patuh dan menjaga kebersihan gigi. Memang menakutkan ke dokter gigi tuh.. Huhuhu... suara peralatannya aja bikin ngiluu...
Terakhir saya scaling gigi itu dua tahun lalu, emang sih kalau habis bersihkan karang gigi, mulut tuh rasanya segar, terhindar juga dari bau mulut.
BalasHapusScalling gigi perlu rutin dilakukan ya nbak
BalasHapusDi puskesmas ternyata bisa ya scalling gigi
Aku juga pernah di puskesmas Surabaya
Saya juga akhir - akhir ini mulai rutin scaling gigi, karena memang sepenting itu dan setelah scaling jadi enakan banget
BalasHapusKesehatan gigi penting banget janhman disepelekan yang akirnya membuat budget membengkok
BalasHapusEnak kalau udah scaling gigi rasanya bersih dan ringan. Dulu rutin scaling setahun sekali krn punya asuransi kantor sekarang jarang hehehe
BalasHapusPemeriksaan pertama kok saya jadi ikut deg-degan ya. Tapi pemeriksaan selanjutnya saya ikut plong juga. Oh saya sampai ikut ikutan angkat tangan nih saat mba bilang pas di pemeriksaan itu kalau sakit, kasih tandanya angkat tangan
BalasHapusHahaha...
ih pas banget hari ini abis scaling dengan memanfaatkan promo merdeka di salah satu klinik gigi dekat kantor
BalasHapusAlhamdulillah aku pas ramadhan kemarin kebetulan pas haid scaling gigi, rasanya ngilu ngilu apalagi denger suara mesin pembersihnya yaa....
BalasHapusMenjaga kesehatan gigi perlu banget karena kalau gigi rusak bisa ngaruh ke syaraf
Wah, enak juga ya di puskesmas ada scaling gigi!
BalasHapusbersyukur kalo ada, karena anak 3 plus aku dan suami butuh perawatan rutin pastinya
untuuung emaknya masih dapat jatah endorse klinik gigi, nah sekarang pe er buat keluarga cari puskesmas yang ada scaling giginya!
Semangat Mba, semoga giginya semakin bersih dan sehat. Penting banget tuh memang memeriksakan gigi setiap 6 bulan sekali.
BalasHapusSaya terakhir scaling itu pas baru lepas kawat gigi kayanya... Hiks, udah lama banget... Udah kerasa banyak karang gigi, tapi belum ke dokter karena malas ngebayangin ngilunya, huhuhu...
BalasHapusSaya belum pernah nih scalling di puskesmas. Tapi kayaknya saya ga akan berminat.. hahaha.. secara saya sudah terlanjur menikmati scalling di klinik gigi dengan menggunakan mesin scalling. cuma yaaa gitu deh, kudu keluar uang lumayan.
BalasHapusSaya juga jarang ke dokter gigi kecuali pas sakit. Tapi sempat beberapa kali scaling juga untuk membersihkan karang gigi. Rasanya lebih bersih giginya. Baru tau bisa scaling di puskesmas mbak
BalasHapusDlu juga saya scalling gigi sebelum menikah, alasannya biar lebih pede haha ternyata scalling gigi cukup bikin ngilu juga
BalasHapusAku baru ingat ada jadwal scaling nih
BalasHapusHarus pergi karena kalau lupa bisa ngefek ke ngilu
Aku bahkan ada gigi palsu juga karena harus nutupin gusi